Arsitektur, Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede,
Medan
Jl. DR. TD. Pardede No. 8, Medan 20153, Indonesia
ABSTRAK
Kenyamanan termal merupakan salah satu unsur kenyamanan yang sangat
penting, karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman. Kenyamanan termal selain memegang peran dalam
penciptaan kondisi ruang yang nyaman bagi aktivitas, juga akan berdampak pada
kesehatan penghuni bangunan.
Metoda Untuk Menerapkan
Arahan Desain Bangunan dalam kenyamanan termal meliputi : arahan desain alamiah
seperti orientasi bangunan, peneduhan, vantilasi, pelembaban atau pengeringan
udara, jenis konstruksi, dan kualitas material berkaitan dengan sifat
termalnya, selain itu juga ada arahan desain mekanis seperti pengeringan,
pelembaban, penyejukan, penetapan sistem mekanis, dan individual.
Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara mendesain rumah hunian dengan
menerapkan konsep termal. Kemudian memberikan sebuah kesimpulan dan saran agar
desain rumah dengan konsep kenyamanan termal menjadi lebih baik. Pengumpulan
data dilakukan melalui pengamatan dan survey lapangan, pemotretan, dan
wawancara kepada pemilik rumah susun.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan, kemudian didapatkan kesimpulan dan saran yang dapat diterapkan oleh
penghuni rumah dan pembaca agar dapat mengetahui cara penerapan desain
kenyamanan termal yang benar.
Kata kunci : termal, kenymanan termal, desain termal
ABSTRACT
Thermal comfort is one very
important element of comfort, because it involves a comfortable room
temperature conditions. Thermal comfort in addition to play a role in the
creation of conditions for a comfortable space for activities, will also have
an impact on the health of building occupants.
Method For Building Design
Tutorial Applying thermal comfort includes: natural design direction as
building orientation, shading, ventilation, humidification or air drying, the
type of construction, and quality materials with regard to thermal properties,
but it also is the direction of mechanical designs such as drying,
moisturizing, cooling, the determination of the mechanical system, and individual.
This study was conducted to
determine how to design a residential home by applying thermal concept. Then
give a conclusion and suggestions for the design of the house with the concept
of thermal comfort for the better one. Data collected through observation and
field surveys, photo shoots, and interviews to the landlord.
From the research that is
done, then it was concluded and advice that can be applied by residents and
readers to be aware of how the application of the correct thermal comfort
design.
Keywords: thermal, thermal
comfort, thermal design
Arsitektur, Institut Sains dan Teknologi TD.
Perdede, Medan
Jl. DR. TD. Pardede No. 8, Medan 20153,
Indonesia
ABSTRAK
Permintaan akan jumlah rumah
tinggal di kota-kota besar seperti kota Medan terus berkembang
seiring dengan meningkatnya tingkat penduduk di Indonesia. Terkadang
peningkatan ini tidak diimbangi dengan perancangan yang baik pada ruangan
khususnya secara dimensional yang dapat mempengaruhi kenyamanan ruang bagi
penghuninya. Pendekatan terhadap kenyamanan ruang dapat menggunakan pendekatan
sistem proporsi ruang maupun terhadap perabot yang
melengkapinya. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat dan menganalisa kembali apakah perancang sudah
mengaplikasikan proporsi dan standar dimensi dalam perancangan ruang-dalam yang
sering kali tidak direncanakan dengan baik serta untuk mengetahui dan memahami
bahwa proporsi yang baik dapat menghasilkan kualitas ruangan dengan tingkat kenyamanan
ruang yang diinginkan.
Kata
kunci : proporsi, ruangan, kenyamanan ruang, rumah tinggal.
ABSTRACT
The demand for the
number of homes in major cities such as Medan city continues growing along with the increasing
rate of the population in Indonesia . Sometimes this increase is not offset by
good design in the room, especially in dimensional space that can affect the
comfort of the occupants. The approach to the comfort of the room can use a
systems approach to the proportions of the room and the furniture is complete. This study
aims to look back and analyze whether the designer has applied the proportions
and dimensions standards in the design of the space inside is often not planned
properly and to know and understand that a good proportion of which can produce
quality room with level comfort desired space.
Keywords
: proportion, interior, spatial comfort, the home stay.
Faktor-faktor Hambatan Dalam Realisasi Proyek KPS Di Sub Sistem Penyediaan Air Minum
Di Indonesia
Ilham Sipala1 dan Anton Soekiman2
1Karyasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen
Proyek Konstruksi,
Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung
2Staf Pengajar dan Peneliti Manajemen dan
Rekayasa Konstruksi Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Abstrak
Skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) merupakan salah satu solusi efektif untuk mengatasi
keterbatasan pemerintah dalam penyediaan pendanaan dalam pembangunan
infrastruktur. Dibalik skema kerjasama yang menjanjikan ini, tidak semua
penerapan KPS berjalan dengan mulus. Sebagian besar diantaranya yang telah
diinisiasikan sebelum tahun 2015 mengalami penundaan, terdapat suatu bentuk
hambatan yang selalu menjadi sumber permasalahan dalam realisasi proyek KPS.
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor yang
paling berpengaruh utama sebagai hambatan dalam realisasi proyek KPS Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM), serta untuk mengetahui fakta dan perbedaaan pandangan stakeholders.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang disebarkan kepada stakeholders
terkait dalam proyek KPS SPAM. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan
metode Relative Importance Index (RII) yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian. Hasil analisis RII gabungan para pihak terhadap
faktor hambatan utama berdasarkan dengan kriteria penilaian sangat berpengaruh
secara berurutan adalah terjadi perubahan terkait peraturan sub bidang SPAM dan
ketersediaan air baku yang tidak dapat mendukung rencana proyek KPS SPAM, sedangkan
dengan kriteria penilaian berpengaruh pada peringkat ketiga adalah belum adanya
penyesuaian peraturan daerah terbaru dalam mendukung proyek KPS SPAM. Hasil
dari penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi kepada stakeholders terkait
sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk menghadapi hambatan proyek KPS
SPAM.
Kata kunci : Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM), Relative Importance
Index(RII), stakeholders, hambatan utama.
Prioritas Pemilihan Faktor-Faktor Penilaian Dalam Penentuan Lokasi Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES) dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Radita Sukma Kristiani¹
¹Program Magister Teknik Sipil - Program Manajemen Proyek Konstruksi
Universitas Katholik
Parahyangan Bandung
Abstrak
Seiring
dengan perubahan paradigma penanganan bencana di Indonesia yang telah mengalami pergeseran, yaitu penanganan
bencana tidak lagi menekankan pada aspek penanganan
tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan
managemen risiko bencana. Sebagai respons dari perubahanparadigma
penanggulangan bencana tersebut maka diterbitkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana dimana didalamnya terdapat
ketentuan umum yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penatapan kebijakan pembangunan yang
mengurangi risiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Program pembangunan shelter ini masuk dalam rencana
Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami.. Dibangunnya Temporary
Evacuation Shelter (Tempat Evakuasi Sementara) diharapkan dapat membantu korban
bencana Gempa dan Tsunami agar mempunyai tempat untuk evakuasi yang terdekat,
namun pembangunnannya tersebut belum sepenuhnya berhasil mewadahi kebutuhan
perlindungan bencana dan tepat sasaran. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui prioritas faktor – faktor penilaian dalam penentuan lokasi
pembangunan TES.
Kata Kunci: Tempat Evakuasi
Sementara, Bencana, Tsunami, AHP
PENENTUAN TIPE PELAKSANAAN JENIS
PERKERASAN UNTUK VOLUME LALU LINTAS RENDAH DENGAN
ANALITYCAL
HIERARCHY PROCESS
Tatan
Rustandi
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Katolik
Parahyangan Bandung
ABSTRAK
Fungsi
jalan sangat fital dalam menunjang perekonomian masyarakat,oleh karena itu
jalan senantiasa harus memiliki kualitas yang baik dengan dijaga dan dipelihara
dari berbagai kerusakan. Dari
data jalan kabupaten dengan data terakhir 1990-an, jalan dengan
volume rendah ekivalen dengan lalu lintas selama umur pelayanan sebesar 500.000
ESA4. sehingga dengan kondisi
ini maka pembangunan jalan yang murah, ramah dan kuat dari segi stuktur
menjadikan prioritas utama didalam pembangunan inftrastruktur jalan. Dalam
studi berikut ini akan dilakukan penelitian mengenai keputusan paling tepat yang
mungkin diambil oleh pembuat kebijakan dalam suatu permasalahan menentukan
metode pelaksanaan untuk
volume lalu lintas rendah yaitu jenis perkerasan lentur, jenis perkerasan kaku
dan jenis perkerasan lapisan penutup.
Dalam kasus berikut ini, tipe-tipe untuk
melaksanakan konstruksi tersebut dibatasi kriteria kriteria yang menjadi pertimbangan.
Kriteria tersebut adalah biaya konstruksi, waktu pengerjaan, tenaga terampil, aspek lingkungan dan lalu lintas.
Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP), merupakan salah satu
metode pengambil keputusan multi kriteria yang mempunyai banyak kelebihan
dibandingkan dengan metode lain,
diantaranya karena pada metode AHP terdapat struktur yang berhieraki dari
kriteria sampai subkriteria yang paling dalam. Perhitungan
bobot kriteria menggunakan Eigen faktor dengan langkah normalisasi kolom
dan perhitungan nilai Eigen, sehingga perhitungan
konsistensi dari data dapat mudah dilakukan.
Berdasarkan
hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa tipe konstruksi terbaik menurut
pendapat responden adalah dengan menggunakan
tipe Perkerasan Jalan Lentur (hotmix) dengan memberikan nilai 37,7
% dan kriteria dengan bobot prioritas
paling besar adalah Menghindari durasi pengerjaaan atau waktu pengerjaan yang
tidak terlalu lama terhadap pembangunan jalan sebesar 31,2 %.
Kata kunci: Analytical
Hierarchy Process, jenis perkerasan, lalu lintas, tipe konstruksi, lalu lintas
rendah.
ABSTRACT
The road is very vital
function in supporting the economy of the community, Therefore, the road
always have to have
a good quality to be maintained and preserved from various damage. From the data
of district roads with recent data 1990s, low volume
roads equivalent to traffic during the service life of 500,000 ESA4. so with
this condition then
cheap road construction, friendly
and powerful in
terms of structure makes a major priority in the
construction of roads inftrastruktur. In the following study. will be carried
out research on the most
appropriate decisions that
may be taken by
policy makers in a
problem of determining the method of implementation for low traffic volume: which is a
type of flexible pavement, types of rigid
pavement and pavement types of cover. In the following
case, method - the method to carry out the construction of restricted
criteria - criteria
into consideration. These criteria are
construction costs, processing time,
skilled labor, environmental
and traffic aspects.
Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP), is a multi-criteria
decision-making method that has many advantages compared with other
methods. Such as in AHP are berhieraki
structure of criteria
to subcriteria most
in. Calculation criteria weights using
Eigen factor with normalization steps and calculations column Eigen values,
with the result that the calculation of the consistency of the data can be
easily done.
Based on the results of the study concluded that the best construction type in the opinion of the
respondents is to use the thype of
Flexible Pavement (hot mix) with a value
of 37.7% and criteria
with the greatest priority weight is Avoiding
the duration of the working or processing time is not too
long for road
construction amounted to 31.2%.
Keywords: Analytical
Hierarchy Process, the type of pavement, traffic, Construction type, Low
Volume Road.
Kajian Potensi dan
Pengembangan Wilayah Kota-Kota
di Kabupaten Deli Serdang
Yuanita
FD. Sidabutar
Perencanaan Wilayah dan
Kota, Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede, Medan
Jl. DR. TD.Pardede No. 8,
Medan 20153, Indonesia
ABSTRAK
Kabupaten
Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan, deli
serdang merupakan kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya
yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup
menjanjikan.
Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi-potensi apa saja yang ada di
kabupaten Deli Serdang dan bagaimana mengembangkan potensi tersebut sehingga
bisa meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Pengumpulan data dilakukan
melalui studi literatur mengenai kabupaten Deli Serdang, survey langsung
beberapa kecamatan berpotensi di kabupaten Deli Serdang, pemotretan, dan
pembagian kuesioner ke lapangan.
Hasil dari penelitian ini dilakukan
dengan teknik analisis dari hasil survey ke lapangan berupa analisis kondisi
kawasan, dan
data dari hasil pembagian kuesioner
berupa hasil analisis statistik presentase. Dan juga diperoleh konsep pemikiran
untuk bagaimana cara meningkatkan perekonomian kawasan ini.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan, kemudian didapatkan kesimpulan dan saran
berupa kabupaten Deli Serdang merupakan kecamatan yang kaya akan potensi,
dimana potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan
perekonomian kawasan tersebut.
Kata kunci : Kabupaten Deli Serdang, potensi, ekonomi
ABSTRACT
Deli Serdang regency is known as one of
the areas of the 25 districts / cities in North Sumatra Province. Deli Serdang
regency consists of 22 districts, deli serdang a district that has a diversity
of natural resources, large that is an area that has promising investment
opportunities.
This research was conducted in order to
determine the potential of what is in Deli Serdang district and how to develop
this potential so that it can improve the economy of the area. Data collected
through the study of literature regarding the Deli Serdang district, several
districts potentially direct survey in Deli Serdang regency, shooting, and the
distribution of questionnaires to the field.
The results of this study conducted with
technical analysis of the survey results to the field in the form of analysis
of regional conditions, and the data from the questionnaire division result of
the analysis of statistical percentage. And also obtained the concept of
thought to how to improve the economy of this region.
From the research that is done, then it
was concluded and suggestions of Deli Serdang district is a district that is
rich in potential, where these potentials can be developed to improve the
economy of the region.
Keyword :
Deli Serdang, potency, economic
EVALUASI
KEBUTUHAN MESIN DAN TENAGA KERJA LANGSUNG
DI PT.
SUMATERA SARI RAYA MEDAN
Omry Pangaribuan
Dosen Institut Sains Dan Teknologi TD.
Pardede Medan
ABSTRAKSI
Setiap perusahaan
selalu mengusahakan agar antara orang, mesin dan jumlah produksi dalam system
produksi selalu dalam keadaan seimbang, dengan demikian kualitas dan jumlah
produksi akan dapat dicapai dengan baik. Penelitian ini ditujukan untuk
menentukan kebutuhan jumlah mesin dan jumlah tenaga kerja langsung yang sesuai
dengan jumlah produksi pisau Hammer
Mill. Dari data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dengan metoda atau
prinsip product routing (routing sheet dari perencanaan tata letak fasilitas
pabrik), maka diperoleh hasil sebagai berikut; jumlah mesin dan peralatan yang
diperlukan adalah sebanyak 8 unit, dan jumlah tenaga kerja langsung, adalah
sebanyak 2 orang. Diharapkan dengan keadaan ini keseimbangan dalam kegiatan
produksi akan menjadi seimbang
Kata
Kunci: Seimbang
ABSTRACTION
Each company always try to get
between people, machines and production quantities in a production system
always in balance, thus the quality and quantity of production can be achieved
with either. This study aimed to determine the required number of machines and
the number of direct labor in accordance with the number of blade production
Hammer Mill. From the data collected, and then processed with a method or
principle of product routing (routing sheet of planning the layout of the
factory facilities), the obtained results as follows; the number of machines
and the equipment required is 8 units, and the number of direct labor, is as
much as 2 people. It is expected with this state of balance in the activities
of production will be balanced
Keywords:
Balanced
PERBANDINGAN
DETEKSI TEPI ALGORITMA CANNY DAN SOBEL
PADA PENGOLAHAN CITRA
Indra Kelana Jaya
Institut Sains
dan Teknologi TD. Pardede Medan
ABSTRACT
Edge
detection is the most common approach used to detect discontinuities gray
level. This is because the isolated dot or line is not too often encountered in
practical applications. Ideally, the techniques used for detecting
discontinuities should only generate a pixel located on the boundary region. One image processing techniques used are edge
detection. Edge detection is common in digital image processing because it is
one of the initial steps in image segmentation, which aims to present the objects
contained in the image. Edge detection function to
identify the boundaries of an object against a background of overlapping.
Therefore, when the outline of the image can be identified accurately, all
objects can be found and basic properties such as area, shape, and size of the
object can be measured. There are several types of edge detection methods that
can be used to detect the outline of an image, such as Sobel algorithm,
Prewitt, Canny and homogeneity. Each
of these methods has its advantages and disadvantages of each. In this study
will be taken two algorithms are algorithms Canny and Sobel. Based on the
strengths and weaknesses of these two methods will be analyzed both of these
methods to view the results of detection both of which will be used as a
comparison. Judging from the results obtained from the
edge detection algorithm Canny and Sobel clearly seen better cannya algorithm
in the results pendekteksian edge, where the Canny algorithm have smoother
results and more specifik mendekteksi edge line of an object image. While the algorithm
pendektesian Sobel edge lines still stretched stricken area that does not have
borders. Judging from the structure of the results of detection Canny algorithm
is better than Sobel algorithm.
Keywords : canny,
sobel, image processing, camparison, edge lines
Data Mining Korelasi Pekerjaan Orang Tua Terhadap Indeks Prestasi Komulatif
Lulusan Studi Kasus STMIK Kaputama Binjai
Novriyenni
dan Anton Sihombing
STMIK Kaputama; Jl. Veteran No. 4-9A Binjai, Sumatera
Utara
Abstract
Mahasiswa STMIK Kaputama memiliki
beragam latar belakang keiuarga dan memiliki IPK lulusan masih dominan di bawah
3.00. untuk itu perlu adanya upaya akademik mencarikan strategi pembelajaran
agar IPK lulusan meningkat. Prestasi akademik mahasiswa dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya: motivasi belajar, peranan orangtua, dan perekonomian
keluarga.
Penelitian ini mencoba untuk
menggali pengetahuan baru dari data mahasiswa yang tersimpan didalam database untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara pekerjaan orang tua denga IPK lulusan.
Data mahasiswa STMIK Kaputama menunjukan pekerjaan orang tua yang beragam,
selama ini data tersebut hanya tersimpan saja.
Dengan
mengimplementasikan data mining pada data lulusan mahasiswa dengan algoritma a
priori, dapat diketahui berapa besar confidence dan support pekerjaan
orang tua dengan IPK lulusan. Mahasiswa
yang memiliki IPK memuaskan kemungkinan 54% pekerjaan orang tuanya adalah
wiraswasta, dan mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya wiraswasta kemungkinan
52% akan memiliki IPK cukup memuaskan. Hal ini menjadi masukan bagi pihak
institusi agar membuat strategi pembelajaran yang lebih baik lagi untuk
meningkatkan IPK lulusan.
IMPLEMENTASI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMBERIAN
BEASISWA MENGGUNAKAN
METODE
WEIGHT PRODUCT
Indira Ruth Septarini
ABSTRACT
Pemberian bantuan berupa Beasiswa merujuk pada kinerja individu mahasiswa
yang memenuhi kriteria pemilihan dengan menggunakan beberapa macam unsur. Beasiswa yang akan diberikan dapat berupa beasiswa untuk prestasi dan
beasiswa untuk yang kurang mampu. Penilaian mencakup prestasi akademik (indeks prestasi kumulatif), pendapatan orang
tua,
jumlah tanggungan orang tua, semester, dan umur. Dalam proses penyeleksian mahasiswa yang layak mendapatkan
beasiswa tersebut dibutuhkan metode yang dapat membantu pengambil keputusan
dalam memutuskan layak atau tidak layaknya beasiswa tersebut. Metode Weighted
Product merupakan bagian dari konsep Multi-Attibut
Decision Making (MADM) yang memerlukan
normalisasi pada perhitungannya. Metode Weighted
Product, diharapkan dapat menyelesaikan masalah pemilihan mahasiswa yang layak mendapatkan
fasilitas beasiswa. Pemanfaatan Weighted Product sebagai model sistem
pendukung keputusan pemilihan mahasiswa berprestasi
dapat membantu pengambil keputusan dalam menentukan mahasiswa yang berhak di rekomendasikan mendapat fasilitas beasiswa dengan proses pembobotan multikriteria dan seleksi
dengan lebih cepat, cermat dan lebih efektif.
KEBIJAKAN
PERIODIK DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DETERMINISTIK UNTUK DUA PRODUK SECARA
TERPADU DENGAN KAPASITAS SISTEM YANG TERBATAS
Posma Lumban
Raja
Dosen Jurusan Teknik Informatika –
Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede
Medan
ABSTRAK
Model persediaan dengan kapasitas sistem yang
terbatas memiliki prosedur penyelesaian yang lebih rumit dibandingkan dengan
model persediaan tanpa batasan kapasitas sistem. Metode yang sering digunakan
untuk menyelesaikan multi produk dengan kapasitas sistem yang terbatas adalah
dengan menggunakan Pengali Lagrange (Lagrange
Multiplier). Pada tulisan ini dikembangkan suatu model persediaan untuk dua
produk secara terpadu dengan kapasitas sistem yang terbatas menggunakan
kebijakan periodik. Berdasarkan analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan Kebijakan Periodik dalam
pengendalian persediaan multi produk secara terpadu dengan kondisi kapasitas
sistem yang terbatas akan memberikan biaya total persediaan yang lebih minimum
dibanding dengan metode Pengali Lagrange.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar