STUDI FAKTOR THERMIS DAN PENGARUHNYA PADA KAPASITAS
HANTAR ARUS KAWAT PENGHANTAR
SALURAN TRANSMISI
Janter Napitupulu
Jurusan Teknik Elektro,
Universitas Darma Agung
Jl. DR. TD.Pardede No. 21, Medan
20153,
Indonesia
ABSTRAK
Kawat penghantar merupakan
salah satu elemen yang dipilih atas pertimbangan beberapa faktor antara lain :
faktor ekonomis, faktor elektris, faktor mekanis dan faktor thermis. Faktor
thermis merupakan faktor yang menentukan kemampuan kawat penghantar dalam
menyalurkan arus listrik, dab bersama faktor-faktor lainnya mempengaruhi
perubahan temperatur kawat penghantar yang akan mengakibatkan perubahan
sifat-sifat physis, mekanis, maupun sifat listrik dari kawat penghantar
tersebut. Panas yang diterima oleh kawat penghantar kemudian
dilepaskan ke udara bebas dengan cara konveksi dan radiasi. Dimana pada suatu
temperatur kerja tertentu kawat penghantar, banyaknya panas yang diterima kawat
penghantar akan sama banyaknya dengan panas yang dilepaskan, sehingga terdapat
keseimbangan antara panas yang diterima dengan panas yang dilepaskan oleh kawat
penghantar. Besarnya panas yang diserap oleh kawat penghantar
mempengaruhi besarnya kapasitas hantar arus dari kawat penghantar tersebut. Hal
ini mengakibatkan perbedaan besar antara kapasitas hantar arus dari kawat
penghantar pada siang hari dibandingkan dengan malam hari, karena pada malam hari
tidak ada sinar matahari maka besar pemanasan dari luar adalah nol.
Keywords:
Energi matahari, rugi daya, tahanan, pembebanan
ANALISIS RISIKO PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
(PT. Equity Life Indonesia - Bandung)
Indira Ruth
Septarini
Dosen jurusan
Manajemen Informatika,
Institut
Sains dan Teknologi TD.Pardede
APBSTRAK
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk
mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko
dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung).
Sebagai
perusahaan asuransi, mereka menanggung resiko dari tertanggung yang sudah
mengansuransikan properti mereka atau jiwa mereka. Selain risiko dari
tertanggung, perusahaan asuransi juga perlu memperhitungkan risiko yang bisa
terjadi dalam perusahaan. Oleh karena itu dalam perusahaan asuransi sangat
diperlukan manajemen risiko, yang memperhatikan bagaimana risiko dari
tertanggung dapat di minimalkan bahkan di hindarkan.
Penelitian ini diawalin dari penetapan konteks, kemudian
identifikasi risiko, penilaian risiko dan mitigasi risiko. Identifikasi risiko mengadaptasi Australian Standard/New Zealand Standard AS/NZS 4360 yang menghasilkan 39
risiko yang ada pada perusahaan asuransi jiwa. Risiko-risiko tersebut
dikelompokkan ke dalam 4 faktor risiko berdasarkan area dampaknya, yaitu revenue risk (16 risk item), cost risk (7 risk item),
reputation risk (8 risk item), financial risk (8 risk item).
Kemudian
39 risiko tersebut dinilai oleh para ahli dibidang asuransi yang meliputi
penilaian tingkat kemunculan risiko dan dampak dari risiko. Kemudian dilakukan
penilaian lanjutan terhadap hasil yang diperoleh.
Penilaian risiko tersebut menghasilkan tingkat risiko
menengah dan tingkat risiko tinggi. Risiko yang dimitigasi ialah risiko yang
berada pada tingkat risiko tinggi. Risiko yang dimitigasi berjumlah 19 risiko
dengan komposisi 11 revenue risks, 3 cost risks, 4 reputation risks, 3 financial
risks. Mitigasi yang dilakukan pada risiko-risiko ini berupa pengurangan
risiko, pemindahan risiko, penerimaan risiko.
1)Dosen DIII Desain Interior,
Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede, Medan
2)Mahasiswa Jurusan DIII
Desain Interior
Institut Sains dan Teknologi
TD.Pardede, Medan
ABSTRAK
Cyber Game merupakan salah satu
peluang bisnis di sektor jasa dengan pasar potensial yang terus berkembang. Dunia
Cyber Game Café yang berkembang
pesat dan pelanggan yang beragam, diperlukan sebuah sarana dengan interior unik,
dapat berupa computer canggih, fasilitas yang lengkap, akses internet super
cepat dan nyaman dalam aspek interior. Sudah di ketahui bahwa Interior sebuah usaha juga merupakan aspek penting akan keberhasilan dalam
tiap bisnis usaha yang dilakukan sehingga memberikan suatu ciri khas tersendiri
yang berkesan.
Konsep Futuristik yang akan diaplikasikan pada
interior Cyber Game Café ini, dimaksud
akan menjadi suatu ciri khas dan daya tarik tersendiri serta pengguna dapat merasa nyaman saat menggunakan
fasilitas yang di sajikan, khususnya pada zaman sekarang apalagi dengan
pasar kota Medan yang kebanyakan orang hanya menggunakan warnet biasa. Bahan
yang merupakan perpaduan lantai
concrete dengan permukaan furniture yang mengkilap, penggunaan kaca dan krom
memberikan suasana yang sangat futuristik, serta membuat para pengguna jasa
merasa bahwa terbawa ke tempat lain. Konsep Futuristik merupakan sebuah konsep
yang dimana para designer interior dapat dengan bebas berekspresi di dalam
ruangan tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Berdasarkan
data yang diperoleh di lapangan serta analisis yang telah dilakukan diketahui
bahwa 1) Desainer Interior perlu dilibatkan dalam pengembangan Bisnis Cyber
Game. 2) memberikan masukan secara keilmuan kepada pihak pengelola, agar dari
segi Desain Interior lebih baik dengan memperhatikan analisa ilmu interior dan
memadukan usur Futuristik sebagai salah satu wadah untuk memberikan nuansa dan
konsep desain yang berbeda, serta 3) meningkatkan daya tarik dan penggunaan jasa
Cyber Game tersebut.
Keywords:
Cyber Game, Warung Internet, Café, Gaya desain Futuristik
PENILAIAN
RUMAH BER-SNI
MENURUT
SISTEM RATING GREENSHIP HOME
Resha Febrian
Mahasiswa
Program Magister Teknik Sipil,
Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik
Parahyangan,
Abstrak
Rumah merupakan salah
satu kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan
jaman, teknologi yang digunakan dalam sebuah konstruksi rumah telah berkembang
dengan pesat. Salah satu teknologi yang sedang menjadi trend saat ini adalah
rumah ramah lingkungan (green home).
Industri konstruksi perumahan di Indonesia akan meningkat dengan pesat seiring
dengan kebutuhan rumah. Seiring dengan perkembangannya tersebut industri
konstruksi perumahan akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam konsumsi
energi, konsumsi air, pemakaian lahan dan beberapa masalah lainnya yang
memiliki berdampak negatif terhadap lingkungan. Konsep green di Indonesia mulai terdengar sekitar awal tahun 2000-an, dan
pada akhir-akhir ini isu green semakin kecang, bahkan pada sektor bangunan
telah didirikan Green Building Council of
Indonesia (GBCI) pada tahun 2009. Rumah ber-SNI merupakan salah satu produk
teknologi terapan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian
Pekerjaan Umum. Sebagai perwujudan dari rumah layak huni adalah penetapan
aplikasi SPM (Standar, Pedoman dan Manual) dalam pembangunan rumah yang dikenal
sebagai rumah ber-SNI, sesuai dengan UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, salah satu hal yang penting dalam kebijakan tersebut
mangamanahkan agar perumahan dan kawasan permukiman hendaknya adalah layak
huni. Rumah Ber-SNI bisa menjadi jawaban dari permasalahan di atas, untuk itu
dibutuhkan informasi
tentang rumah ramah lingkungan menurut GBCI dan mengetahui
sejauh mana Rumah Ber-SNI dapat dikatakan green
home (rumah ramah lingkungan) menurut penilaian GBCI. Dari
hasil penilaian, Rumah Ber-SNI cenderung mendukung rumah ramah lingkungan
menurut greenship home. Masih
terdapat beberapa poin yang belum dapat dipenuhi karena Rumah Ber-SNI masih
hanya menerapkan kesesuaian tata lahan bangunan serta komponen material yang
digunakannya. Selain itu juga Rumah Ber-SNI belum menerapkan konsep hemat
energi untuk mendukung kriteria konservasi dan efisiensi energi.
Kata
Kunci : Green Building, Rumah Ramah Lingkungan,
Sistem Rating Green Building, Rumah
Ber-SNI, Green home
NALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG (REWORK)
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICALHIERARCHY
PROCESS (AHP)
Putri Sekarasih
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
ABSTRAK
Rework pada proyek konstruksi dapat memberikan dampak buruk
pada performa dan produktifitas proyek. Akibat adanya rework terjadi
keterlambatan pelaksanaan proyek dan penambahan biaya pelaksanaan kontruksi
yang cukup signifikan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui faktorfaktor
apa yang menyebabkan terjadinya rework dan bagaimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi terjadinya rework dan diketahui usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi terjadinya rework. Metode studi ini mencakup metode pengambilan data
dengan menggunakan kuesioner yang berisi penilaian terhadap faktor-faktor
penyebab terjadinya rework pada pekerjaan konstruksi. Analisa data dilakukan
dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil analisa
diperoleh faktor yang paling berpengaruh terhadap penyebab terjadinya rework
adalah faktor manajerial (35,8%) dengan faktor yang paling mempengaruhi adalah
kurangnya kontrol (23,9%). Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi
terjadinya rework adalah dengan meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan
kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam proyek kontrksi dan melakukan
pengeawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
Kata kunci : proyek konstruksi, faktor, rework, Analytical
Hierarchy Process (AHP)
ABSTRACT
Rework
on the construction project could adversely affect the performance and
productivity of the project. Rework occurs to delays in project implementation
and execution of the construction costs increase significantly. It is important
to know what factors are causing rework and how these factors influence the
occurrence of rework and known businesses that can be done to reduce the
occurrence of rework. Methods of study includes data collection method using a
questionnaire containing an assessment of the factors that cause the occurrence
of rework on the construction work. The data were analyzed using Analytical
Hierarchy Process (AHP). The results of the analysis, the most influential
factor to the cause of rework is a managerial factor (35.8%) with the most
influencing factor is the lack of control (23.9%). Businesses that can be done
to reduce the occurrence of rework is to improve communication, coordination,
and cooperation between the parties involved in the project and perform
pengeawasan kontrksi and control of the implementation work.
Keywords : project construction, factor, rework, Analytical Hierarchy Process
(AHP)
PELESTARIAN
BANGUNAN KOLONIAL SEBAGAI
CAGAR
BUDAYA DI KAWASAN KESAWAN
Ir. P.HP. Sibarani, MSi
Arsitektur, Institut Sains dan Teknologi TD.
Perdede, Medan
Jl. DR. TD. Pardede No. 8, Medan 20153, Indonesia
Abstrak
“Permasalahan
di kawasan cagar budaya Kawasan Kesawan yaitu kurangnya peran pemerintah dan
masyarakat dalam upaya pelestarian, salah satunya pelestarian bangunan
kolonial. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan transformasi fisik dan non
fisik pada bangunan kolonial serta mendeskripsikan peran masyarakat dan
pemerintah dalam pelestarian bangunan kolonial serta hambatan dalam proses
tersebut. Tahapan dalam penelitian ini pendekatan
kualitatif dengan metode yang digunakan adalah studi kasus eksploratif. Selanjutnya dilakukan penentuan faktor yang berpengaruh dengan
menggunakan teknik analisa deskriptif, wawancara dan kusioner penelitian. Persoalan yang
sering terjadi pada perubahan bangunan dapat dilihat dari Persoalan Fisik yaitu
permasalahan mengenai perubahan wujud bangunan asli yang ada baik dipengaruhi
oleh perubahan iklim, waktu, getaran lalu lintas ataupun pemeliharaan yang
kurang dan perencanaan tata kota yang tidak baik, Persoalan Fungsi yaitu
permasalahan mengenai fungsi bangunan yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sehingga diganti dengan bangunan yang baru yang mungkin merusak
bangunan lama di sekitarnya, Persoalan Image yaitu permasalahan mengenai nilai yang muncul di
mata orang awam terhadap kawasan wisata bersejarah yang menjadi tidak nyaman
dipandang. Faktor keberhasilan upaya pelestarian dari pemerintah adalah adanya
keberhasilan pemerintah memberikan edukasi dan pemahaman, membuat peraturan dan
buku panduan prosedur pelestarian bangunan cagar budaya. Faktor keberhasilan
upaya pelestarian dari masyarakat adalah adanya peran nyata dari pihak
masyarakat seperti pengeluaran dana pribadi untuk upaya pelestarian
bangunannya.”
Kata
Kunci — Pelestarian, Cagar Budaya,
Pemerintah, Masyarakat, Bangunan Kolonial, Permasalahan
Abstract
“Problems
commonly seen in the heritage area of Kesawan is the lack of roles by the
Governments and citizens in the effort of preservation, especially the
preservation of Colonial Buildings. This research aims to formulate the
physical and non-physical transformations that is happening to the Colonial
Buildings and to describe the roles of citizens and governments in preserving
Colonial Buildings and to find the troubles or impacts that might come out
through the process. In making this research, researchers use one of the
qualitative approach methods which is explorative study case. The next step is
to collect every factor that might be the effects by using the descriptive
analysis technique, interviews and site observations. Problems that also
commonly seen in the change of a building could be seen in the Physical Problem
such as changes from the origin shapes effected by climate change, times,
traffics or even the less maintanances and bad city plans, Function Problem
such as problems about unuseful building that might no longer needed by people
that is replaced by a new building that might damage the original buildings
around, Image Problem is a problem about values that come from people’s views
about the heritage area. The factor of success by preserving from government is
the success of giving education and understandings, creating rules and manual
books about the procedures of preserving a heritage. Factor of success from the
people comes from the visible roles from the citizens such as the fund rasied
by themselves to start preserving their buildings.”
Keywords -- Preservation, Heritage, Governments, Citizens,
Colonial Buildings, Problems
PENERAPAN METODE
TOPSIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN ASPAL UNTUK TIPE JALAN DENGAN LALU
LINTAS BERAT
(TOPSIS METHOD APPLICATION IN DECISION MAKING FOR SELECTION
ASPHALT ROAD TYPE WEIGHT TRAFFIC)
Aceng
Maulana Karim
Pasca Sarjana Manajemen
Proyek Konstruksi
Universitas Katolik Parahyangan Bandung,
Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan
Jl. AH. Nasution 264 Bandung 40294
Abstrak
Akhir-akhir
ini banyak produsen aspal yang menawarkan jenis aspal sesuai dengan spesifikasi
serta peruntukannya masing-masing, sehingga membuat pengguna menjadi kesulitan
dalam menentukan pilihan yang
sesuai dengan keinginan dan
anggaran mereka. Sejalan dengan
itu
juga penggunaan aspal
juga meningkat, salah satunya adalah penggunaan
aspal untuk lalu lintas berat atau padat, dalam memberikan keputusan terbaik pada suatu masalah, dalam hal ini adalah masalah pemilihan aspal
yang sesuai. Sehubungan
dengan hal di atas,
maka dirancanglah
sebuah sistem
pendukung keputusan
pemilihan aspal
agar pengguna
dapat menentukan pilihan
aspal dengan tepat
sesuai dengan keinginan
dan anggarannya. Metode
yang
digunakan untuk
Sistem
Pendukung Keputusan pemilihan aspal adalah dengan menggunakan
metode Technique Order Preference
by
Similarity To
Ideal
Solution (TOPSIS).
Metode ini
dipilih
karena mampu memilih
alternatif terbaik
dari sejumlah alternatif,
dalam
hal ini alternatif yang dimaksud adalah aspal terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Hasil dari proses
pengimplementasian metode dan TOPSIS dapat mengurutkan alternatif dari nilai yang terbesar ke nilai yang terkecil. Dari hasil
analisis didapatkan bahwa aspal starbit menempati ranking pertama dan dinilai
cocok untuk diterapkan pada lalu lintas berat/padat.
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Topsis , Aspal, Kriteria Pemilihan, Lalu Lintas Berat
Abstract
In the end of a lot of manufacturers who offer this type of asphalt pavement in accordance with the
specification and allocation - each, thus making the user be difficulty in determining the choice that
suits their desires and budget. In line with that also the use of asphalt is also increasing, one of which
is the use of asphalt for heavy traffic or congested, in providing the best decision on a matte , in this
case is a matter of selecting the appropriate asphalt . In connection with the above, then designed a
decision support system for the selection of asphalt so that the user can determine the right choice
with the asphalt in accordance with the wishes and budget. The method used for the selection of
Decision Support Systems asphalt is by using the method of Technique Order Preference by Similarity
To The Ideal Solution (TOPSIS). This method was chosen because it is able to choose the best
alternative from a number of alternatives, in this case the alternative in question is the best asphalt
based on specified criteria . The results of the implementation process and TOPSIS methods can sort
the alternative of greatest value to the smallest value. From the analysis it was found that the asphalt
starbit ranked first and considered suitable to be applied to heavy traffic.
Keywords : Decision Support
Systems, TOPSIS, Asphalt, Criteria, Weigh Traffic
KAJIAN
RISIKO PADA TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI PROYEK PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI
LEUWIGOONG
Andarias
Takanyuai
Program
Pascasarjana Magister Manajemen Proyek Konstruksi
Universitas
Katolik Parahyangan Bandung
ABSTRAK
Kecamatan
Lewigoong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Garut yang memiliki
potensi pertanian namun belum terkelola dengan baik akibat kurangnya air untuk
irigasi, terutama pada musim tanam ketiga. Pemerintah melalui dinas Pekerjaaan
Umum Provinsi Jawa Barat merencanakan pengembangan Bendungan yang berlokasi di kecamatan Lewigoong
kabupaten Garut. Pengembangan bendungan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
air baik untuk air bersih maupun irigasi agar potensi pertanian dapat
dikembangkan dan dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan faktor risiko yang paling
dominan mempengaruhi pembangunan proyek daerah irigasi Lewigoong tersebut serta
berapa besar dampak yang ditimbulkan
saat konstruksi dilaksanakan. Metode yang dilakukan melalui survai untuk
mengetahui berbagai kemungkinan risiko konstruksi serta berapa besar
konsekuensi atau dampak risiko pada saat konstruksi tersebut. Data yang
terkumpul dianalisis dengan metode deskritif dengan tahapan sebagai berikut :
Indentifikasi risiko, Penilaian risiko dan Penanganan risiko. Hasil penelitian
menunjukan bahwa risiko yang paling memiliki probabilitas dan dampak terbesar
adalah faktor risiko ketidak pastian kondisi lapangan dengan nilai faktor
risiko 0,83.
Kata-kata kunci :.Manajemen Risiko, Jaringan Irigasi,
Identifikasi, Penilaian, Penanganan.
PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI DAN SIKAP
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PUPUK DI KAWASAN DELI
SERDANG DENGAN FREQUENCY IDENTIFICATION
Rikardo
Hotman Siahaan
Fakultas
Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi TD Pardede, Medan
Jl.DR
Pardede No.8, Kampus ISTP, Medan 20153, Indonesia
ABSTRAK
Tidak banyak produk Indonesia yang begitu
membanggakan dan mampu eksis di tengah gempuran produk
asing di tengah persaingan usaha saat ini. Salah satu produk membanggakan itu adalah Pupuk Magnesium. Bertahannya produk pupuk kemasan “karung" hingga saat ini, menunjukkan bahwa produk tersebut
mempunyai keunikan tersendiri sehingga tetap diminati konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh motivasi, persepsi, sikap konsumen terhadap keputusan
pembelian. Obyek analisis penelitian ini adalah konsumen pupuk yang berada di kawasan Deli Serdang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pertama motivasi, persepsi,
sikap dan pembelajaran konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian pupuk. Kedua ada perbedaan yang nyata antara pendapat dan harapan konsumen tentang keputusan
pembelian. Manfaat penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi dalam usaha
untuk meningkatkan volume penjualan melalui perilaku konsumen.
Kata kunci : Motivasi, Persepsi, Sikap, Pembelajaran
dan Keputusan Pembelian
ABSTRACT
Not many Indonesian products are so proud and
able to exist amid the onslaught of foreign products in competition today. One
product that is Fertilizer Magnesium property. The persistence of a fertilizer
product packaging "sack" to date, indicates that the product has
unique characteristics so as to keep consumers interested. The purpose of this
study was to investigate and analyze the influence of motivation, perception,
attitude and learning that consumers on purchasing decisions. The object of
this study is consumers fertilizer in the area of Deli Serdang. the result
showed that the first motivation, perception, attitude and learning that
consumers significantly influence purchasing decisions fertilizer. Secondly
there is a real difference between the opinions and expectations of consumers
about purchasing decisions. the benefits of this research can be used as
information in an effort to increase sales volume through consumer behavior.
Keywords: Motivation, Perception, Attitudes, Learning
and Purchase Decision
ANALISA PERMASALAHAN DAN POTENSI
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT PADA KAWASAN
STASIUN
BESAR KERETA API MEDAN
Samuel Eka Saputra Suparyono
Mahasiswa S2 Program Studi Magister Teknik
Arsitektur
Jurusan Manajemen Pembangunan Kota,
Fakultas Teknik Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
Jl. Perpustakaan Gedung J7 Lantai II Kampus
USU
Medan 20155 – Sumatera Utara
A B S T R A K
Permasalahan kemacetan merupakan
permasalahan umum yang terjadi di Kota Medan. Dalam upaya mengatasi
permasalahan tersebut, salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah
mengadaptasi sebuah konsep pembangunan berbasis transit seperti yang telah
diterapkan di beberapa Negara maju yang dikenal dengan pembangunan kawasan
berbasis transit atau Transit Oriented
Development (TOD).
Stasiun Besar Kereta Api Medan terletak
di kawasan strategis Kota Medan, yaitu pada pusat kegiatan ekonomi,
pemerintahan, perkantoran, kesehatan dan hiburan. Penggunaan lahan di kawasan
di sekitar Stasiun berkembang menjadi lahan campuran, tetapi secara nyata belum
terbentuk suatu sistem yang saling terintegrasi baik pergerakan kendaraan
maupun orang yang memberikan rasa nyaman dan kemudahan bagi pengguna jalan dan
pejalan kaki.
Bila TOD diterapkan di kawasan stasiun
besar kereta api Medan, maka diharapkan kawasan tersebut memiliki potensi
sebagai berikut: a) Kinerja jaringan jalan di sekitar kawasan tersebut lancar
sebagai dampak dari menurunnya penggunaan kendaraan pribadi; penyediaan
fasilitas untuk kemudahan perpindahan antar moda transportasi; larangan parkir
di sepanjang Jalan Stasiun Besar Kota Medan dan Jalan Jawa; penyediaan gedung
parkir yang memadai; penyediaan fasilitas lajur drop off pada bagian depan dan belakang stasiun; penyediaan
fasilitas pejalan kaki yang nyaman baik berupa trotoar dan jembatan
penyeberangan yang terintegrasi untuk mendorong minat masyarakat berjalan kaki.
b) Pusat-pusat kegiatan pada kawasan tersebut dirancang dapat saling terhubung
dengan fasilitas pejalan kaki yang nyaman, sehingga masyarakat yang
beraktifitas pada kawasan tersebut dapat membatasi penggunaan kendaraan
pribadi. c) Tersedianya ruang terbuka umum yang baru pada kawasan tersebut
sebagai fasilitas bersosialisasi bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan potensi tersebut
diatas, penerapan konsep TOD pada Kawasan Stasiun Besar Kota Medan ini memiliki
permasalahan, antara lain : a) Untuk menurunkan penggunaan kendaraan pribadi,
salah satunya dengan meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum
baik kereta api, bus dan angkutan kota. Diperlukan peningkatan
pelayanan/performa angkutan umum beserta penyediaan fasilitas pendukungnya; b)
Terbatasnya ketersediaan lahan kosong dan lahan milik pemerintah untuk
penyediaan lahan parkir dan ruang terbuka umum; c) Terjadinya alih fungsi lahan
dari ruang terbuka menjadi kawasan terbangun; d) Untuk penerapan konsep TOD ini
diperlukan anggaran biaya yang cukup besar, diperlukan kerjasama antara
Pemerintah dan Pihak Swasta sebagai investor.
Kata kunci: Permasalahan,
Potensi dan Transit Oriented Development
KAJIAN
OPERASIONAL ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN
STUDI KASUS:
KERETA API SRI LELAWANGSA
RUTE MEDAN–BELAWAN
Evlina Siburian
Mahasiswa S2 Program Studi Magister Teknik
Arsitektur
Jurusan Manajemen Pembangunan Kota,
Fakultas Teknik Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
Jl. Perpustakaan Gedung J7 Lantai II Kampus
USU
Medan 20155 – Sumatera Utara
A B S T R A K
Kota Medan saat ini sangat membutuhkan
angkutan massal perkotaan berbasis rel yaitu kereta api, khususnya ke bagian
utara Kota Medan (Belawan) dimana pada kawasan ini terdapat kegiatan
perekonomian strategis antara lain: industri, pabrik, pergudangan dan pelayaran
yang memiliki potensi bangkitan dan tarikan perjalanan.
Kereta api Sri Lelawangsa rute
Medan–Belawan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebijakan Pemerintah
untuk pengembangan sistem jaringan perkeretaapian yang bertujuan meningkatkan
aksesbilitas dan mobilitas orang agar tercipta sinergi perkembangan wilayah,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan mewujudkan pemeretaan pembangunan.
Kereta api ini merupakan transportasi massal perkotaan berbasis jalan rel yang
diresmikan pada tangggal 16 Pebruari 2010 dengan panjang lintasan 22 km
melintasi Stasiun Besar Kota Medan–Stasiun Pulo Brayan–Stasiun Titi
Papan–Stasiun Labuan–Stasiun Belawan. Tetapi kereta ini hanya beroperasi 1
(satu) tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
penyebab kereta api Sri Lelawangsa rute Medan-Belawan berhenti beroperasi serta
menganalisis karakteristik masyarakat pada rute tersebut dan faktor-faktor yang
mempengaruhi untuk mengoperasionalkan kembali kereta api Sri Lelawangsa rute
Medan-Belawan.
Peneliti melakukan analisa terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi pengoperasionalan kembali kereta api, yaitu
faktor keselamatan, faktor keamanan, faktor kenyamanan, faktor waktu perjalanan
dan faktor biaya perjalanan serta faktor yang mendorong minat masyarakat untuk
menggunakan kereta api Sri Lelawangsa rute Medan-Belawan.
Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan
bahwa penyebab angkutan massal ini berhenti beroperasi adalah frekuensi
perjalanan yang rendah, kondisi stasiun yang tidak memenuhi standar pelayanan,
bangunan liar yang berhimpitan dengan lintasan kereta api. Sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi untuk pengoperasional kembali kereta api
dimaksud adalah faktor yang mempengaruhi pemilihan moda, bahwa masyarakat
memilih/menggunakan kereta api karena alasan faktor keselamatan dan keamanan;
terdapat 7 (tujuh) minat masyarakat untuk menggunakan kereta api yang
dijelaskan secara berurutan dan kondisi jaringan jalan yang bersinggungan
dengan lintasan kereta api yang semakin macet.
Kata kunci: Angkutan massal
perkotaan, Operasional kereta api
KAJIAN PENERAPAN EKODRAINASE PADA
PERUMAHAN
STUDI KASUS CITRALAND BAGYA CITY
Indah Novita Sari, ST, MT
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan -
Indonesia
ABSTRAK
Permasalahan
pengelolaan air dan lingkungan sering terjadi di kawasan perumahan dan
sekitarnya seperti banjir, sistem drainase yang tidak baik dan polusi air.
Pembangunan perumahan mengakibatkan semakin berkurangnya lahan kosong yang bisa
digunakan untuk meresapkan air ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan penurunan
kemampuan tanah untuk meresapkan air sebagai akibat adanya perubahan tata guna
lahan. Air merupakan sumber kehidupan, dengan kata lain air merupakan zat yang
paling esensial dibutuhkan oleh mahluk hidup. Pengelolaan air yang tidak baik
juga akan mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan gangguan kesehatan. Saat
ini banyak perumahan yang menawarkan prinsip perancangan yang ekologis, salah
satunya perumahan CitraLand Bagya City. Sejauh mana perancangan dan pengelolaan
ekodrainase pada perumahan ini dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan
menciptakan kualitas lingkungan yang nyaman dan harmonis. Penelitian ini
berfokus pada kajian pengelolaan ekodrainase pada perumahan CitraLand Bagya
City dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, memusatkan penelitian
kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan. Tujuan penelitian ini
adalah menemukan dampak lingkungan dari pengelolaan air kotor akibat pembangunan
perumahan CitraLand Bagya City, mengkaji konsep ekodrainase perumahan CitraLand
Bagya City dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang ada sehingga menjadi
nilai tambah bagi wilayah di sekitarnya, serta bagaimana penerapan ekodrainase sesuai teori ekodrainase pada
kawasan perumahan ini.
Kata kunci: ekodrainase, ekologis, danau
konservasi, parit konservasi, sumur resapan, riverside polder, modifikasi
lansekap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar