PENILAIAN
PRESTASI KERJA GURU SD
PADA
SEKOLAH (X) DI MEDAN
Ir. Julhenri Sinaga, MT
Institut Sains
dan Teknologi TD. Pardede, Medan
Jl. DR. TD.
Pardede No. 8, Medan 20153, Indonesia
ABSTRAK
Penilaian
prestasi kerja dapat menjadi sarana yang berguna untuk menilai prestasi dan
produktivitas guru dalam menentukan kenaikan pangkat / gaji juga sebagai sarana
pelatihan dan bimbingan untuk pengembangan diri di masa mendatang.
Metode
pengumpulan data adalah dengan pengamatan langsung, pengisian kuesioner
formulir penilaian (data primer), mengutip dari arsip perusahaan, wawancara dan
sumber terkait (data sekunder). Metode analisis data yakni berdasarkan hasil
penilaian, mengusulkan kenaikan gaji yang lebih proporsional serta mengevaluasi
guru yang berprestasi dan yang perlu bimbingan lebih lanjut.
Berdasarkan
hasil penelitian, dari 30 orang guru yang memperoleh prestasi amat baik ada 9
guru, prestasi baik ada 20 guru dan prestasi cukup hanya 1 guru. Untuk itu,
dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria yang mempengaruhi penilaian prestasi
kerja guru SD (X) antara lain proses belajar mengajar (25%), kedisiplinan (22%), tugas
lain di luar tugas utama (7%), profesionalitas (30%), kepribadian (16%). Hasil
penilaian prestasi kerja guru SD (X) dan
kenaikan gaji per bulan yang tertinggi dicapai oleh Guru 7 & 8 dengan nilai 98% (Rp 125.440)
dan yang terendah oleh Guru 16 dengan nilai 75% (Rp 96.000).
|
Saran
yang Peneliti sampaikan adalah Sekolah (X) masih perlu melakukan penilaian prestasi
kerja dan evaluasi guru yang lebih ketat karena belum ada yang berhasil
mencapai target prestasi 100%. Guru dengan prestasi amat baik dan baik
hendaknya mendapat penghargaan dari sekolah, misalnya : pemberian bonus,
kenaikan pangkat / gaji, promosi.
STUDI TINJAUAN POTENSI PENYINARAN
MATAHARI DALAM PENYEDIAAN ENERGI DI KOTA MEDAN
Janter Napitupulu
Dosen Fakultas Teknik Universitas Darma
Agung
Jl.Dr.TD.Pardede No.21 Medan
Abstrak
Upaya
diversifikasi ini dapat dipandang
sebagai upaya konservasi energi. Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun
2009, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan
terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan
efisiensi pemanfaatannya. Pada saat ini,
kondisi kekurangan energi listrik dapat terjadi disebabkan keterbatasan suplai dibanding
kebutuhan yang semakin meningkat. Pada hal, prakiraan laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik akan meningkat disebabkan oleh
pemanfaatan daya listrik yang semakin
besar untuk konsumsi peralatan listrik, sehingga mengganggu ketersediaan energi
listrik.
TINJAUAN INKULTURASI PADA BANGUNAN
KATOLIK
( Studi Kasus : Graha Maria Annai
Velangkanni )
Sanggam B Sihombing,
ST., MT
Arsitektur, Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede,
Medan
Jl. DR. TD. Pardede No. 8, Medan 20153, Indonesia
ABSTRACT
Catholic Church is a church
that holds firmly the basic rule that has been inherited since for a long time.
The Catholic churches that come to North Sumatra are also various, although it
must through the approval from Archdiocese Fellowship that exist in Medan City
itself. This variety of Catholic Church also called as Inculturation church
that adapted the building style with the local culture. The shape of the
building which has changed in the inculturated Church does not have negative
impact on the environment of surroundings, but it’s just on a purpose to
embrace the community around the church. One of the Inculturated church that
existed in Medan City is The Home of Maria Annai Velangkanni. The Home of Maria
Annai Velangkanni is a church built by Pasteur James Brahmaputra, which was
established with the aim Maria Annai Velangkanni to do the miracles in Medan,
as well as embracing all religious communities in the city of Medan to
experience this miracle.
Keywords : Culture, Building
Styles, Catholic Church, inculturation
ABSTRAK
Gereja Katholik adalah suatu gereja yang menjaga dengan
kuat ketentuan dasar nilai-nilai pada bangunan Katolik. Namun ada beberapa perubahan pada beberapa
bangunan Katolik. Bangunan yang mengalami perubahan ini tidak sama dengan
bangunan Katolik pada umumnya karena lebih menuju pada pencampuran gaya dan
kebudayaan masyarakat setempat, maupun penggunaan material bangunan yang lebih
terjangkau di daerah sekitar. Pencampuran ini yang dikenal dengan istilah
Inkulturasi. Bentuk dari bangunan yang
telah berubah tidak berdampak negatif pada pada lingkungan, tetapi bertujuan
untuk memeluk masyarakat di sekitar gereja. Salah satu gereja yang bertema inkulturasi
di kota Medan adalah Gereja Maria Annai Velangkanni. Pada penelitian ini akan
dilihat pengaruh dari Inkulturasi yaitu menyatukan
berbagai budaya dari beberapa suku dan agama, serta membuat terjadinya
perbedaan dengan bentuk gereja pada umumnya yang dapat menarik minat masyrakat
luas.
MEMBANGUN KARAKTER MANUSIA PEDESAAN
DALAM MENGHADAPI MODERNISASI
Yuanita FD.
Sidabutar
Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Sains dan
teknologi TD.Pardede, Medan
Jl. DR. TD.Pardede No. 8, Medan 20153, Indonesia
Abstrak
Pembahasan
mengenai masalah kesejahteraan penduduk pedesaan merupakan masalah yang sangat
urgen dalam upaya meningkatkan kebijaksanaan pemerataan. Di Indonesia, pembangunan
dilakukan dengan bertahap dan berencana. Meskipun demikian, pertumbuhan
kemakmuran rata – rata cukup menonjol, tetapi kemiskinan masih mewarnai
kehidupan penduduk di pedesaan.
Ditinjau
dari beberapa aspek, sebab – sebab kemiskinan antara lain kurangnya
pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam , isolasi suatu wilayah /
masyarakat dari sumber – sumber kemajuan dan struktur sosial yang menghambat,
sempitnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha merupakan salah satu sumber
yang paling dasar.
Solusi
pendekatan ekonomi yang terbaik untuk memenuhi hak warga Negara akan pekerjaan
dan penghidupan yang layak adalah memperluas peluang kerja. Apalagi zaman
semakin berkembang, dan di tahap sekarang ini teknologi sudah lamban laun
memasuki segala aspek di desa. Sehingga solusi
pendekatan sosial yang terbaik adalah
membangun karakter manusia pedesaan dalam menghadapi modernisasi yang
difokuskan kepada golongan miskin produktif.
Maka dari itu, untuk mewujudkannya dibutuhkan
orang – orang yang bisa sebagai motivator
dan fasilitator untuk memberikan
pandangan yang positif kepada masyarakat pedesaan tersebut.
Kata Kunci : Pedesaan
,Karakter dan Mentalitas Masyarakat
PERANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PT.TULUS MARISI DAN DISTRIBUSI
Rikardo
Hotman Siahaan, Humala L. Napitupulu dan Nazaruddin
Fakultas
Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede, Medan
Jl.DR.TD.Pardede
No.8, Kampus ISTP, Medan 20153, Indonesia
ABSTRAK
PT.
Tulus Marisi adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang
pendistribusian pupuk. Perusahaan
mendistribusikan pupuk-pupuk tersebut untuk wilayah, Aceh, Pekanbaru, Jambi,
Padang. Untuk memudahkan pendistribusian produk perusahaan telah menyediakan
gudang pupuk dan menunjuk agen-agen pemasaran di daerah-daerah tersebut. PT.
Tulus Marisi mengalami permasalahan dalam pelayanan informasi. Sebab dalam pelaksanaan operasinya pengelolaan informasi
masih dilakukan dengan cara manual, hal
ini memiliki banyak kelemahan, di mana area pemasaran yang luas membuat
perusahaan merencanakan dan mengendalikan permintaan dengan tepat. Sehingga penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
pelayanan.
Hasil
yang diperoleh secara eksternal dengan berdasarkan uji regresi, variabel
reliability memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan distributor
adalah 0,423. Hal ini membuat variabel reliability menjadi fokus
perancangan pada penelitian ini. Variabel reliability mempunyai analisis
deskriptif, yaitu kemudahan akses secara integral antara distributor. Hasil
yang diperoleh secara internal yang
memiliki hubungan cukup kuat dengan kepuasan karyawan PT Tulus Marisi adalah
variabel fasilitas/peralatan dengan nilai korelasi 0,413. hubungan antara
variabel terikat Y1 (kepuasan DC terhadap pelayanan) dengan variabel terikat Y2
(kepuasan karyawan PT. Tulus Marisi)
memiliki korelasi yang cukup erat
yaitu sebesar 0,701. Artinya antara Y1 dan Y2 juga memberikan nilai yang
kuat dan saling mempengaruhi.
Berdasarkan
hasil analisis dan deskriptif, untuk meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan karyawan PT Tulus
Marisi dan Distributor Center dapat dilakukan
dengan strategi perbaikan pada
fasilitas/peralatan yang digunakan. Merancang sistem informasi
permintaan pupuk PT Tulus Marisi ke
setiap DC di masing-masing daerah dengan menerapkan model yang diinginkan
sesuai dengan sistem rancangan yang berbasis
web diharapkan mampu mengatasi
faktor- faktor yang mempegaruhi kepuasan
pelayanan.
Kata Kunci: Kepuasan
pelayanan, sistem informasi, Strategi
Perbaikan fasilitas/peralatan, web
design.
ABSTRACT
PT.Tulus Marisi is a private company the engaged in the fertilizer
industry. The company distribute the
fertilizer to Aceh, pekanbaru, Jambi, Padang. To ease the distribution of
fertilizer, the company has been providing fertilizer’s warehouse and leading
enterprise agencies in these areas. PT. Tulus Marisi is having problems of
information services. For the implementation operasional, information
management is still use manually system. It has many flaws which makes a wide
area of marketing planning and controling the companies request appropriately,
with the result is conducted to determine. So the research is conducting to
know the affect of Variabels that affect
service’s satisfaction.
Results obtained externally by the
test based on regression, variable reliability has a significant effect on
distributor satisfaction is 0.423. This keeps the focus of the design variable
reliability in this study. Variable reliability have descriptive analysis, the
ease of access integrally between distributors. Results obtained internally
that have a strong enough relationship with employee satisfaction is a variable
PT.Tulus Marisi facilities / equipment with a value of 0.413 correlation.
relationship between the dependent variable Y1 (DC satisfaction with services)
with dependent variable Y2 (Marisi PT.Tulus employee satisfaction) has a fairly
close correlation is equal to 0.701. This means that between Y1 and Y2 also
provide strong value and influence each other
Based on
the analysis and descriptive , to increase employee satisfaction with the
services of PT Tulus Marisi and Distributor Center can do with improvement
strategies in facilities / equipment used . Designing information systems PT
Tulus Marisi fertilizer demand to every DC in each region by applying the
desired models according to the design of a web-based system is expected to
address the factors that mempegaruhi service satisfaction .
Keywords : Satisfaction of service , information
systems , strategy Repair facilities
/equipment , web design.
ASPEK-ASPEK
ARSITEKTURAL P.T.S. INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T.D. PARDEDE(ISTP) MEDAN
TERHADAP BIDANG AKADEMIS
Darwin Sinabariba
Arsitektur, Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede,
Medan
Dosen Kopertis Wilayah I dpk ISTP Medan
ABSTRACT
Intention of this research is to
look for and solution and or trouble-shooting in overcoming aspect arsitektural
[of] [at] Institute of Science And Teknologo TD.PARDEDE(ISTP) Field to academic
area exist in Jl. DR.TD.PARDEDE.NO. 8 Medan.Teknik [of] data collecting
[done/conducted] [by] demean of[is way of study of bibliography and field
study. From research result [of] about aspect of arsitektural PTS [of] [at]
ISTP Field to area akademis,ada 3 aspect arsitektural [of] a[n campus which is
concerning external yaitu, Aspek bangunan,Aspek [of] building and Aspect of
building of lain,seperti building [of] outside education.
Keyword : Aspect of Asitektural of area akademik.
ROLE OF FACTORS RELATED TO THE LENGTH
OF WOUND HEALING IN PATIENTS DIABETES MELLITUS IN Hospital Dr. PIRNGADI FIELD
YEAR 2014
YEAR 2014
FAKTOR-FAKTOR PERANAN BERHUBUNGAN DENGAN LAMANYA
PENYEMBUHAN LUKA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2014
Megawati,
DEPARTEMEN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN
ABSTRACT
From various epidemiological studies in Indonesia that
the prevalence of diabetes mellitus by 1.5-2,3% among people aged over 15
years, even in an epidemiological study on the prevalence of diabetes mellitus
Manado 6.1% and as wound infections / gangrene as much as 1, 8% / research
conducted in Jakarta prove an increase in prevalence. The prevalence of
diabetes mellitus in urban areas in Jakarta increased from 1.7% to 5.7% in
tahun1982 in 1993. Similarly, the prevalence of diabetes mellitus in the end view
of (urban) increased from 1.5% in 1981 to 2.9 % in 1998. in Tasikmalaya that
the prevalence of diabetes mellitus at 1.1% and wound infections and necrosis
of 0.4%, while in the District Sesean Toraja a remote area on the ground that
the prevalence of diabetes mellitus is only 0.8% (11 penderta among 1310 people
aged> 30 years). In Surabaya on epidemiological research undertaken by the
urban health center in 1991 which covers 13 460 population, the prevalence of
1.43% were in the area Rurai on a study that includes 1640 inhabitants (1989)
juga didapatkan nearly equal prevalence is 1.47% (Aru W. Sudoyo, 2007: 1853).
The purpose of this study was to determine the general
length memitus diabetic wound healing. This study used a descriptive design.
The population in this study were all patients treated in inpatient with
diabetes indication memitus with gangrene wounds while samples were taken with
a total sampling technique that is 20 people. Location of the study conducted
at Hospital Dr. Pirngadi field since September 11, 2014-11 November, 2014.
The results of this study are in terms of the diet of
20 respondents can be seen that the respondents know how about a good diet as
much as 70%, sport / physical activity of 20 respondents can be seen that the
respondents know about the benefits and to exercise / physical activity as much
as 70%, and administration of insulin treatment on a regular basis and in
accordance with the dose of 20 respondents can be seen that the respondents
knew about the provision of as much as 70% of insulin treatment, counseling and
education of 20 respondents can be seen that the respondents do about
counseling and education as much as 80% and wound care gangrene of 20
respondents it can be seen that the respondents know gangrenous wound care as
much as 70%.
Keywords: Wound healing.
ABSTRAK
Dari berbagai penelitian
epidemiologis di Indonesia didapatkan prevalensi diabetes mellitus sebesar
1.5-2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun, bahkan pada suatu penelitian
epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi diabetes mellitus 6,1 % dan yang
mengalami infeksi seperti luka/gangren sebanyak 1,8%/ penelitian yang dilakukan
di Jakarta membuktikan adanya kenaikan prevalensi. Prevalensi diabetes mellitus
pada daerah urban di Jakarta meningkat dari 1,7% pada tahun1982 menjadi 5,7 %
pada tahun 1993. Demikian pula prevalensi diabetes mellitus di ujung pandang
(daerah urban) meningkat dari 1,5 % pada tahun 1981 menjadi 2,9 % pada tahun
1998. Di Tasikmalaya didapatkan prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,1% dan
yang mengalami infeksi luka serta nekrosis sebesar 0,4%, sedang di Kecamatan
Sesean suatu daerah terpencil ditanah Toraja didapatkan prevalensi diabetes
mellitus hanya 0,8 % (11 penderta diantara 1310 penduduk umur > 30 tahun).
Di Surabaya pada penelitian epidemiologis yang dikerjakan oleh Puskesmas
perkotaan pada tahun 1991 yang mencakup 13460 penduduk, didapatkan prevalensi
sebesar 1,43% sedang di daerah Rurai pada suatu penelitian yang mencakup 1640
penduduk (1989) jugadidapatkan prevalensi yang hamper sama yaitu 1,47 % (Aru W.
Sudoyo, 2007:1853).
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui secara umum lamanya penyembuhan luka
penderita diabetes memitus. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat
inap dengan indikasi diabetes memitus dengan luka ganggren sedangkan sampel
diambil dengan tehnik total sampling yaitu 20 orang. Lokasi penelitian
dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan sejak tanggal 11 September 2014 – 11
November 2014.
Adapun hasil penelitian ini adalah
dari segi diet dari 20 responden dapat dilihat bahwa responden tahu bagaimana
tentang diet yang baik sebanyak 70%, olahraga /latihan jasmani dari 20
responden dapat dilihat bahwa responden tahu tentang manfaat dan guna olahraga/
latihan jasmani sebanyak 70%, dan pemberian pengobatan insulin secara teratur
dan sesuai dengan dosis dari 20 responden dapat dilihat bahwa responden tahu
tentang pemberian pengobatan insulin sebanyak 70%, penyuluhan dan edukasi dari
20 responden dapat dilihat bahwa responden melakukan tentang penyuluhan dan
edukasi sebanyak 80% dan perawatan luka gangren dari 20 responden dapat dilihat
bahwa responden tahu melakukan perawatan luka gangren sebanyak 70%.
Kata Kunci : Penyembuhan
luka.
STRESSOR PEKERJAAN PERAWAT
Asyiah Simanjorang SKep,Mkes
Widyaiswara
Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
Progam Doktor IKM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Abstract
Studies have
shown that job stress is integral part of the employee. Nurses often experience
stress related to work stressors they face in the workplace. Stressor
differences are hindrance stressors and challenge stressors, so that not all
stressor are bad, some are actually needed to move forward in life.
Keywords : stress, stressor,
hindrance stressors, challenge stressors
IMPLEMENTASI
DATA MINING UNTUK MENGETAHUI KORELASI JURUSAN SISWA PADA TINGKAT SMA/SEDERAJAT
DENGAN JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI TERHADAP IPK DENGAN METODE A PRIORI (STUDI
KASUS STMIK KAPUTAMA)
Relita Buaton, Akim Manaor
Hara Pardede, dan Yani Maulita
ABSTRACT
Data mining adalah serangkaian
proses untuk menggali nilai tambah berupa pengetahuan baru dari kumpulan data.
Perguruan tinggi termasuk salah satu gudang data yang berasal dari akumulasi data
mahasiswa setiap tahunnya. Tumpukan data sering dianggap sebagai sampah, dengan
data mining tumpukan data dapat diolah menjadi informasi yang sangat berharga.
Salah satu indikator keberhasilan pemilihan jurusan di perguruan tinggi adalah
perolehan IPK tinggi. Calon mahasiswa sering dihadapkan dengan permasalahan
keragu-raguan pemilihan jurusan di perguruan tinggi khususnya bidang ilmu
komputer, karena hampir semua jurusan dapat dipilih tanpa melihat latar
belakang jurusan di SMA/sederajat. Demikian halnya dengan perguruan tinggi,
menjadi permasalahan ketika tidak dapat memberikan informasi dengan indikator
yang jelas bagi calon mahasiswa baru untuk memilih jurusan. Data
mahasiswa/alumni tahun 2010,2011 dan tahun 2012 dikumpulkan dan ditransformasi
menjadi format ARFF, kemudian ditambang dengan metode A Priori menggunakan tool
Weka. Dengan mengimplementasikan data mining terhadap data lulusan mahasiswa,
dapat diketahui confidence dan support
perolehan IPK yakni mahasiswa dari jurusan IPA yang memilih Program
Studi Sistem Informasi kemungkinan 71% akan lulus dengan IPK Memuaskan, apabila
memilih prodi selain Sistem Informasi kemungkinan 66% lulus dengan IPK
Memuaskan. Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dengan memilih program studi
apa pun di perguruan tinggi, tingkat kelulusan dengan IPK Kurang Memuaskan
sebesar 49%.
Kata Kunci: DataMining,
Korelasi Jurusan dengan IPK
PENGARUH RADIASI SINAR UV, KARAKTERISTIK
PEKERJA DAN ALAT PELINDUNG MATA (KACAMATA LAS) TERHADAP KETAJAMAN
PENGLIHATAN PADA PEKERJA PENGELASAN LOGAM CV. PUTRA AGUNG MEDAN
Omry Pangaribuan, Rosmawati, dan Bungaran
Tambun
Jl. Dr. TD. Pardede Kampus ISTP Medan
ABSTRACT
A
preliminary survey at CV. Putra Agung Medan shows that
welding workers at the company suffer visual acuity disorders with symptoms
such as eyes smarting, irritation, light sensitivity, and blurring. These are
caused by exposure to ultraviolet radiation from welding activities.
The goal of this research was to analyze the
influence of ultraviolet radiation, the characteristics of worker and eye
protector equipment (welding goggles) on visual acuity. The following research
used a cross sectional, with observation on one of the welding industries in
Medan with a total population of 32 welding workers and the total sample of 32
welding workers. The statistical test were used Multiple Linear Regression.
From 6 of independent variables observed founded 5
variables statistically significant with p < 0.05, namely variable of
ultraviolet radiation p = 0.041, education p = 0.000, exposure duration p =
0.000, knowledge p = 0.008 and eye protector equipment (welding goggles) p =
0.000. Based on Multiple Linear Regression was known that of ultraviolet
radiotion value B = - 0.141, education B = 0.069, exposure duration B = 0.113,
knowledge B = 0.006, eye protector equipment (welding goggles 0.083 had significant influence on visual
acuity and exposure duration variable had more dominant influence because B
value more than others.
Key
word : Ultraviolet radiation exposure,
Visual acuity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar