PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. CAHAYA RIMBA
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. CAHAYA RIMBA
Ir. Bungaran Tambun, MSi1) dan Ir. Piala Mutiara, MM2)
1), 2)Dosen Jurusan Teknik dan Manajemen Industri
Institut Sains dan Teknologi T.D Pardede Medan
1) email : bungtambun@gmail.com
2) email : pialamutiara66@gmail.com
ABSTRAK
Kepemimpinan adalah kemampuan pribadi untuk
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Konsep kepemimpinan bukanlah semata-mata berbentuk
intruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu yang dapat memberi
inspirasi kepada bawahan, sehingga inspirasi dan kreativitas mereka berkembang
secara optimal untuk
meningkatkan kinerjanya. Jika
ingin meningkatkan kinerja karyawan, kita perlu
memahami dan memperhatikan faktor- faktor
yang dapat mempengaruhi efektifitas kerja karyawan. Efektivitas adalah suatu
keadaan yang mengandung
suatu efek/akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan sesuatu yag
memang dikehendakinya maka
seseorang itu dikatakan
efektif jika menimbulkan akibat
atau mempunyai maksud
sebagaimana dikehendakinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan transformasional terhdapa efektifitas kerja karyawan di
PT. Cahaya Rimba dengan menggunakan metode metode analisis regresi linear sederhana
dengan pengumpulan data melalui wawancara dan kuisioner.
Kepemimpinan Transformasional PT. Cahaya rimba itu
memberikan pengaruh sebesar 11,1% terhadap efektifitas kerja karyawannya
sehingga terdapat 88,9% dijelaskan oleh variabel lain yang berada di luat model
kepemimpinan tersebut. Berdasarkan uji signifikan yang telah dilakukan
diperoleh hasil t hitung = 5,777 dengan nilai signifikansi 0,044 (<0,05)
dimana ada pengaruh yang signifikan antara variabel Kepemimpinan
Transformasional dengan Efektifitas Kerja Karyawan.
Kata kunci : Kepemimpinan
ABSTRACT
Leadership
is personal ability to affect others to cooperate and work productively to
achieve a joint purpose. The concept of
leadership is not merely shaped instructions, but more is motivation or
triggers can be inspired subordinate, so inspiration and creativity they
optimized to improve its performance. If want to improve of employee
performance , we need to understand and seen other conditions factor that can
affect the effectiveness of work employees. The effectiveness of is a state of
being containing an effect / because he will if someone do something that is he
desired someone said effective if cause due or have a purpose as directed.
The purpose of this study is to find the
influence of leadership transformational with respect to
the effectiveness of work employees in PT. Cahaya Rimba by using the method the
method of analysis linear regression simple with data collection through
interviews and quisioner.
Transformational leadership PT. Cahaya
Rimba it is giving the influence of amounting to 11.1 % to the effectiveness of
its employees work and there were 88,9 % described by other variables that are
in laut the model of leadership. Based on significant test that has been
carried out the results t count = 5,777 with a value of significance 0,044 (
& it; 0.05 ) where there is significant influence between variables
transformational leadership with the effectiveness of our employees work.
Keyword: Leadership
ANALISIS
STRATEGI PEMASARAN PADA PT. DWIMULYA MANDISI PERKASA CABANG MEDAN
Ir. Omry Pangaribuan, MM
Dosen Jurusan Teknik dan Manajemen Industri
Institut Sains dan
Teknologi T.D Pardede Medan
ABSTRAK
Penulis melakkukan penelitian ini pada
PT. Dwimulya Mandiri Perkasa Cabang Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh
perusahaan dan juga untuk mengetahui alternative strategi pemasaran yang dapat
dipakai oleh PT. Dwimulya Mandiri Perkasa Cabang Medan. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara langsung, dan studi
literature. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis ini digunakan untuk
mengidentifikasi lingkungan intern dan ekstern perusahaan dalam iklim
persaingan dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis yang sama.
Analisis SWOT mencakup lingkungan ekstern dan lingkungan intern. Analisi
lingkungan adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Kemudian menentukan bobot dan rating factor
internal dan eksternal (IFAS dan EFAS), membuat diagram SWOT dan matriks SWOT. Berdasarkan
analisis factor strategi internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS), selisih bobot
rating antara kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman adalah sebagai
berikut: nilai
bobot rating Strength diatas nilai Weakness selisih (+)
0.35 dan nilai Opportunity
diatas nilai Threat dengan
selisih (+) 0.65 yang berada
pada kuadran I. maka strategi pemasaran PT. Dwimulya Mandiri Perkasa Cabang
Medan adalah Strategi
yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif
Kata Kunci : SWOT
ABSTRACT
The author conducted this research at PT. Dwimulya
Mandiri Perkasa Medan Branch. The purpose of this study is to determine the
strengths, weaknesses, opportunities and threats of the company and also to
find out alternative marketing strategies that can be used by PT. Dwimulya
Mandiri Perkasa Medan Branch. The data collection methods used were direct
observation, direct interview, and literature study. While the data analysis
technique used is the SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunities,
Threats). This analysis is used to identify the company's internal and external
environment in a competitive climate with companies engaged in the same
business. SWOT analysis includes the external environment and the internal
environment. Environmental analysis is a process used to determine strengths,
weaknesses, opportunities and threats. Then determine the internal and external
weight and rating factors (IFAS and EFAS), create a SWOT diagram and a SWOT
matrix. Based on the analysis of internal (IFAS) and external (EFAS) strategic
factors, the difference in rating weight between strengths and weaknesses as
well as opportunities and threats is as follows: the weight value of the
Strength rating is above the Weakness value difference (+) is 0.35 and the
Opportunity value is above the Threat value with the difference ( +) 0.65 which
is in quadrant I. then the marketing strategy of PT. Dwimulya Mandiri Perkasa
Medan Branch is the strategy applied in this condition is to support an
aggressive growth policy
Keywords:
SWOT
TIPOLOGI RUANG
TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN
MEDAN POLONIA
Endi
Marta Mulia, ST, M.Si
Dosen Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede, Medan
Jl. DR. TD.Pardede No. 8, Medan 20153, Sumatera Utara,
Indonesia
Email: endi_mm@yahoo.co.id
ABSTRAK
Akibat
meningkatnya pertumbuhan penduduk serta berbagai aktifitas Kota menyebabkan
pemakaian lahan yang sangat maksimal. Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau Kota
mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan hidup serta terjadinya perubahan
ekosistem alami. Ruang Terbuka Hijau memiliki banyak manfaat antara lain
sebagai area rekreasi, sosial budaya, estetika, fisik kota ekologis dan
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi bagi manusia maupun bagi pengembangan
Kota. Maraknya isu global warming sekarang, disetiap Negara sekarang di Dunia
sudah mulai melakukan peraturan yang ketat akan Ruang Terbuka Hijau tak terkecuali
Negara Indonesia, yang dapat kita lihat melalui Peraturan Mentri Dalam Negeri
No. 1 Tahun 2007 serta Permen PU No. 5 Tahun 2008.
Pada
kecamatan Medan Polonia kondisi ruang terbuka hijaunya masih disebagian wilayah
kelurahan yang tertata dengan baik serta perawatannya yang baik pula. Tapi
tidak pernah dikelompokkan dalam beberapa kriteria (Tipologinya).
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif serta berdasarkan tipologinya.
Setelah melakukan analisis pada tipologi yang telah ditetapkan, dengan
menganalisis berdasarkan fisik, fungsi, struktur ruang, dan kepemilikan.
Kata Kunci : Terbuka Hijau,
Tipologi, Kota Ruang
ABSTRACT
Due to increased population growth as
well as various city activities cause
land use very maximum. Reduced green open space the city resulted in a decline
in the quality of the environment and changes in natural ecosystems. Green Open
Space has many benefits, among others as a recreation area, socio-cultural,
aesthetic, physical, ecological city and have a fairly high economic value to
humans as well as for the development of the city. The rise of global warming
issues now, every country in the world now have begun making strict regulations
will be green open space is no exception State Indonesia, we can see through
the Regulation of the Minister in country No. 1 in 2007, and Candy PU No. 5
Year 2008.
In the district of Medan Polonia open
green space conditions are still some areas villages are laid out well and the
treatment is also good. But never grouped into several criteria (typology).
The approach used in this research is
descriptive qualitative and based on typology. After analyzing the typology
established, by analyzing based Physical Function, Structure of Space, and
Ownership.
Keywords
: Green Open
Space, Typology, City
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)
Rahmat1) dan Prof. Dr.-Ing. habil. Andreas Wibowo 2)
1)Teknik Sipil / Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung 20153, Jawa Barat, Indonesia
e-mail : rahmatambo78@gmail.com
2)Dosen Tetap (Guru Besar), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
e-mail : andreaswibowo1@yahoo.de
Abstrak
Proyek konstruksi dapat dikatakan berhasil jika tujuan
proyek tersebut dapat dicapai, yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu. Namun dalam usaha pencapaian tersebut sering terjadi hambatan yang dapat mengganggu keberhasilan suatu
proyek konstruksi. Dampak umum yang sering terjadi adalah keterlambatan
waktu penyelesaian proyek. Meski telah banyak penelitian didedikasikan untuk meneliti faktor-faktor
keterlambatan, masih sangat jarang, setidaknya untuk konteks Indonesia,
penelitian yang secara spesifik mengkaji keterkaitan antar-faktor penyebab
keterlambatan proyek konstruksi, terlihat bahwa penelitian pada umumnya
mengasumsikan secara implisit faktor-faktor tersebut saling independen atau
tidak berhubungan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan untuk
mengidentifikasi keterkaitan antar-faktor keterlambatan proyek konstruksi, mengetahui faktor yang paling dominan dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi. Pengumpulan
data awal berupa data sekunder dari literatur yang sesuai dengan tema penelitian ini untuk menentukan faktor-faktor yang relevan dengan lokasi studi yaitu di Provinsi Gorontalo. Data primer diperoleh dengan cara
kuesioner yang mengandung 31 pertanyaan yang
dikelompokkan dalam 7 faktor penyebab keterlambatan proyek
konstruksi. Metode analisis yang
digunakan adalah
Structural Equation
Modeling (SEM) dengan
bantuan perangkat lunak AMOS. Sebanyak 200 set kuesioner
yang didistribusikan, ada 102 respons
valid yang diterima. yang merefleksikan laju pengembalian sebesar 51%. Responden
dari kontraktor berkontribusi sebanyak 72 (70,59%), sisanya dari konsultan pengawas sebanyak 16 (15,69%) dan pengguna jasa sebanyak 14 (13,73%). Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keterlambatan proyek konstruksi adalah tenaga kerja (TK), pengelolaan
proyek/manajerial (MP),
keuangan (KU) dan
peralatan kerja (PK) yang
secara simultan berkontribusi sebesar 78,5%; Faktor keuangan (KU) dan peralatan
kerja (PK) berpengaruh langsung secara positif dan signifikan yang secara
simultan berkontribusi sebesar 45,2% terhadap faktor tenaga kerja (TK) yang
mempengaruhi terjadinya keterlambatan proyek konstruksi; Faktor
tenaga kerja (TK) merupakan
faktor yang paling dominan dengan loading
factor 0,47 yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan proyek konstruksi.
Kata kunci: Faktor-faktor Keterlambatan, Proyek Konstruksi, SEM
Abstract
A construction
project can be said to be successful if the project objectives can be achieved,
namely on quality, on cost and on time. However, in the effort to achieve this,
obstacles often occur that can interfere with the success of a construction
project. The general impact that often occurs is the delay in project
completion time. Although a lot of research has been dedicated to examining the
factors of delay, it is still very rare, at least for the Indonesian context,
research that specifically examines the relationship between the factors
causing delays in construction projects, it appears that research generally
assumes implicitly these factors are mutually independent or not related. Based
on this, this research is focused on identifying the relationship between the
factors of construction project delay, knowing the most dominant factors and
knowing what factors influence the construction project delay. Initial data
collection in the form of secondary data from the literature in accordance with
the theme of this study to determine the factors that are relevant to the study
location, namely in Gorontalo Province. Primary data was obtained by means of a
questionnaire containing 31 questions which were grouped into 7 factors causing
delays in construction projects. The analytical method used is Structural
Equation Modeling (SEM) with the help of AMOS software. A total of 200
questionnaire sets were distributed, 102 valid responses were received. which
reflects a return rate of 51%. Respondents from contractors contributed as much
as 72 (70.59%), the rest from supervisory consultants as much as 16 (15.69%)
and service users as much as 14 (13.73%). The results of the analysis show that
the factors that have a positive and significant effect on delays in
construction projects are labor (TK), project management / managerial (MP),
finance (KU) and work equipment (PK) which simultaneously contribute 78.5 %;
Financial factors (KU) and work equipment (PK) had a positive and significant
direct effect which simultaneously contributed 45.2% to the labor factor (TK)
which affected the occurrence of construction project delays; The labor factor
(TK) is the most dominant factor with a loading factor of 0.47 which affects
the delay in construction projects.
Keywords: Delay Factors, Construction Projects, SEM
Liesbeth Aritonang, S.Ds, M.Si
Dosen D3 Desain Interior
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan Teknologi TD Pardede
Email: liesbeth.aritonang@gmail.com
Abstrak
Sebuah tempat dimana para individu - individu yang memiliki
latar belakang pekerjaan ataupun bisnis bekerja dalam sebuah tempat disebut dengan CoWorking
Space. Tren
bekerja di luar suasana kantor yang kaku dengan gaya yang berbeda, menurut
hasil survey J. Rudnicka pada tahun 2019 pertumbuhan Coworking Space berkembang
secara global mulai dari tahun 2005sebanyak 3, 2010 bertambah menjadi 600, 2015
sebanyak 8.900 Coworking Space, tahun 2018 18.700 dan diprediksi pada tahun
2020 akan terdapat sebanyak 26.300 Coworking space di seluruh dunia. (sumber https://de.statista.com/statistik/daten/studie/674101/umfrage/anzahl-der-coworking-spaces-weltweit/,
akses Oktober 2020). Melihat peningkatan minat pengguna kantor dinamis nan
simpel ini, penulis membuat penelitian ini dengan
rencana redesain sebuah rumah tinggal menjadi sebuah Coworking Space dengan tema Coastal, menjadi lokasi yang
mendukung untuk aktifitas entrepreneur, yang
semakin marak di Indonesia khususnya di Kota Medan, sehingga judul penulisan Penerapan Gaya Desain
Coastal Pada Sebuah Coworking Space Berlantai
Dua di Kota Medan.
Kata kunci : Coworking Space, kantor, coastal
Abstract
A place
where individuals with work or business backgrounds work in a place called
Coworking Space. The trend of working outside a rigid office atmosphere with a
different style, according to the results of the J.Rudnicka survey in 2019 the
growth of Coworking Space has grown globally starting from 2005 as much as 3,
2010 increasing to 600, 2015 as many as 8,900 Coworking Space, in 2018 18,700
and It is predicted that by 2020 there will be 26,300 coworking spaces
worldwide. (source https://de.statista.com /statistik/ daten/ studie/ 674101/umfrage/anzahl-der-coworking-spaces-weltweit/,
accessed October 2020). Seeing the increasing interest in this simple and
dynamic office user, the authors made this study with a plan to redesign a
residential house into a Coworking Space with a Coastal theme, to become a
supporting location for entrepreneurial activity, which is increasingly
prevalent in Indonesia, especially in Medan City, so the title of writing
Application Coastal Design Style In A Two-story Coworking Space in Medan City.
Keywords: Coworking Space, office, coastal
1)Teknik Sipil / Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung 20153, Jawa Barat, Indonesia
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
e-mail : andreaswibowo1@yahoo.de
Abstrak
Industri konstruksi merupakan salah satu
pilar yang menumpu perkembangan perekonomian di Indonesia. Sampai
dengan tahun 2017, pangsa pasar konstruksi di Indonesia masih terfragmentasi
dan sebagian besar dikuasai oleh kontraktor besar. Kontraktor kecil di
Indonesia dengan jumlah yang besar saling bersaing memperebutkan lapangan
pekerjaan. Persaingan yang sangat ketat ini menuntut kontraktor kecil untuk
memiliki daya saing yang baik untuk mampu bertahan dalam kondisi yang ada. Dari
keterbatasan penelitian yang ada, penelitian yang secara spesifik membahas
faktor-faktor daya saing, yang berimplikasi pada kesinambungan bisnis mereka di
dunia konstruksi masih belum dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut,
penelitian ini didedikasikan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: Menyusun
variabel awal (rencana), pilot survey, Menyusun kuesioner final, dan
menyebarkan kuesioner. Set kuesioner berisikan data scoring tingkat kepentingan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya saing kontraktor kecil. Dari 75
set kuesioner yang disebar, diperoleh 64 set yang valid. Analisis pada
penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu: analisis kuantitatif berupa
analisis deskriptif, uji beda, dan analisis faktor; analisis kuantitatif berupa
wawancara. Responden wawancara adalah lima orang kontraktor senior yang
berlokasi di Jakarta dan Jawa Barat. Hasil dari analisis kuantitatif menyatakan bahwa keunggulan kompetitif
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing kontraktor kecil
dengan nilai rerata sebesar 4,81 dan nilai loading factor sebesar 0,89.
Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang mendukung hasil analisis
kuantitatif tersebut. Pada tahap wawancara, diperoleh beberapa strategi yang
perlu dilakukan oleh kontraktor kecil terkait daya saing yaitu: mengedepankan
dan meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki masing-masing kontraktor
kecil, mengutamakan
profesionalisme kerja, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki, dan menjaga hubungan baik dan komunikasi
dengan klien.
Kata kunci: Faktor-Faktor Daya Saing, Kontraktor Kecil, Keunggulan Kompetitif.
Abstract
The construction
industry is one of the pillars that supports the development of the economy in
Indonesia. As of 2017, the share of the construction market in Indonesia is
still fragmented and mostly controlled by large contractors. A large number of
small contractors in Indonesia compete with each other for jobs. This intense
competition requires small contractors to have good competitiveness to be able
to survive in existing conditions. From the limitations of existing research,
research that specifically addresses competitiveness factors, which have
implications for the sustainability of their business in the world of
construction, has not been carried out. In this regard, this research is
dedicated to filling this knowledge gap. Data collection was carried out in
several stages, namely: Arranging initial variables (plans), pilot surveys,
compiling final questionnaires, and distributing questionnaires. The
questionnaire set contains the scoring data for the level of importance of the
factors that affect the competitiveness of small contractors. Of the 75 sets of
questionnaires distributed, 64 valid sets were obtained. The analysis in this
study was divided into two stages, namely: quantitative analysis in the form of
descriptive analysis, difference testing, and factor analysis; quantitative
analysis in the form of interviews. The interview respondents were five senior
contractors located in Jakarta and West Java. The results of the quantitative
analysis state is that competitive advantage is the most influential factor on
the competitiveness of small contractors with a mean value of 4.81 and a
loading factor value of 0.89. This was confirmed by the results of the
interviews which supported the results of the quantitative analysis. At the
interview stage, several strategies that need to be carried out by small
contractors related to competitiveness were obtained, namely: promoting and
increasing the competitive advantage of each small contractors, prioritizing
work professionalism, improving the quality of human resources owned, and
maintaining good relations and communication with clients.
Keywords: Competitiveness Factors, Small Contractors, Competitive Advantage.
POTENSI
IMPLEMENTASI KONTRAK BERBASIS KINERJA (PERFORMANCE BASED CONTRACT/PBC)
PADA PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEWA
Amir Anwar 1)
dan Prof. Dr. Ing. Habil Andreas Wibowo 2)
1) Magister
Manajemen Konstruksi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung
40141 Indonesia
2) Guru Besar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung
40141 Indonesia
andreaswibowo1@yahoo.de
Abstrak
Seiring
dengan semakin banyaknya pembangunan rusun, permasalahan dan keluhan akan rusun
itu juga bermunculan karna perbedaan yang timpang antara harapan dan kenyataan.
Pada pelaksanaan kegiatan pembangunan rusunawa sering terjadi ketaktercapaian
target biaya, waktu dan mutu yang telah ditetapkan. Selain itu, selama siklus hidup rusunawa perbaikan lebih sering tidak
diperhitungkan. Padahal perbaikan diperlukan untuk melestarikan dan
meningkatkan masa manfaat bangunan. Diperlukan suatu kontrak yang inovatif untuk
menjamin keseimbangan kepentingan antara pengguna jasa dan penyedia jasa,
misalnya dengan sistem kontrak berbasis kinerja (KBK) yang menekankan kepada
pencapaian kinerja yang harus dicapai melalui parameter output atau outcome, yang
lebih dulu ditetapkan dan terukur. Pengumpulan data melalui 3 cara yaitu,
Studi Literatur, Wawancara dan Observasi. Responden penelitian berdomisili di
Bandung, Bekasi, Jakarta, Tangerang dan Serang. Pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 25. Pengamatan dilapangan mengkonfirmasi
peneltian sebelumnya bahawa kinerja rusunawa di Indonesia belum maksimal dan
tidak memuaskan dan program rusunawa saat ini masih jauh dari tujuan dan amanat
UU No.20 tahun 2011 tentang Rumah Susun. Patensi atribut rusunawa Lingkup
implementasi PBC rusunawa meliputi semua pekerjaan dalam pembangunan dan
pengelolaan rusunawa. Pekerjaan tersebut terintegrasi mulai dari tahap
perencanaan sampai ke tahap pemeliharaan,
sedangkan kendala implementasi PBC paling dominan adalah payung hukum PBC dan
ketersediaan penyedia jasa.
Kata Kunci: kinerja, rusunawa, PBC, kinerja
Abstract
Along with the
increasing number of flat construction, problems and complaints about the flat
also emerged because of the imbalance between expectations and reality. In the
implementation of Rusunawa development activities, the predetermined cost, time
and quality targets are often not achieved. In addition, during the rusunawa
life cycle, repairs are more often not taken into account. Though improvements
are needed to preserve and increase the useful life of the building. An
innovative contract is needed to ensure a balance of interests between service
users and service providers, for example with a performance-based contracting
system (KBK) which emphasizes the achievement of performance that must be
achieved through output or outcome parameters, which are predetermined and
measurable. Collecting data in 3 ways, namely, Literature Study, Interview and
Observation. Research respondents domiciled in Bandung, Bekasi, Jakarta, Tangerang
and Serang. Data processing uses the SPSS 25 application. Field observations
confirm previous research that the performance of rusunawa in Indonesia is not
optimal and unsatisfactory and the current rusunawa program is still far from
the goals and mandate of Law No.20 of 2011 on Flats. Patency of rusunawa
attributes The scope of implementation of the PBC rusunawa includes all work in
the construction and management of the flat. The work is integrated from the
planning stage to the maintenance stage, while the most dominant constraints on
PBC implementation are the legal umbrella of PBC and the availability of
service providers.
Keywords: performance, flat, PBC, performance
(Studi Kasus PD. Putra Setra)
Wahyu Andriyas Kurniawan1), Hilmi Aulawi2), Ilman Mutaqin3)
Jl. Mayor Syamsu No.1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Wahyu@sttgarut.ac.id
2) Dosen, Teknik, Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknlogi Garut
Hilmi_aulawi@sttgarut.id.id
3) Mahasiswa, Teknik, Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknlogi Garut
1603073@sttgarut.ac.id
Abstrak
Pemilihan
jasa kurir merupakan aspek penting bagi sebuah perusahaan dalam meningkatkan
kinerja logistiknya ketika menggunakan pihak penyedia jasa. Permasalahan yang
sering terjadi adalah keterlambatan pengiriman ketika menggunakan jasa kurir
atau adanya produk cacat saat diterima konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi jasa kurir logistik terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang
ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan metode Analytical Network Process
(ANP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS), dimana ANP digunakan untuk menentukan bobot kriteria, kemudian TOPSIS
digunakan dalam menentukan peringkat pada alternatif jasa kurir berdasarkan
hasil preferensi tertimbang pada ANP. Penelitian ini dilakukan pada sebuah
perusahaan penyamakan kulit di Garut, Responden penelitian berjumlah 3 orang,
yaitu mereka yang dianggap mengetahui semua elemen yang ada di perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria keandalan pengiriman memiliki bobot
paling tinggi maka metode TOPSIS menghasilkan urutan alternatif jasa kurir yang
akan dipilih, berdasarkan hasil perhitungan alternatif JNE menjadi rekomendasi
jasa kurir terbaik untuk dipilih.
Kata Kunci: Analytical Network Process (ANP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), Jasa Kurir Logistik, Analisis Sensitivitas.
Abstract
Choosing
a courier service is an important aspect for a company in improving its
logistics performance when using a service provider. The problem that often
occurs is the delay in delivery when using a courier service or a defective
product when it is received by consumers. This study aims to evaluate the best
logistics courier services based on the criteria set by the company using the
Analytical Network Process (ANP) method and the Technique for Order Preference
by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), where ANP is used to determine the
weight of the criteria, then TOPSIS. used in ranking alternative courier
services based on the weighted preference results of ANP. This research was
conducted at a leather tanning company in Garut. There were 3 respondents,
namely those who were considered to know all the elements in the company. The
results showed that the reliability of delivery criteria has the highest
weight, so the TOPSIS method produces an alternative sequence of courier
services to be selected, based on the results of the calculation of JNE
alternatives to be the best recommendation for courier services to choose.
Keywords: Analytical Network Process (ANP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), Logistics Courier Services, Sensitivity Analysis.
Analisis Sentimen Kepuasan Driver
Terhadap Kebijakan Baru
Sistem Order Gojek
Jl. Mayor Syamsu No.1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
3)Mahasiswa, Teknik, Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknlogi Garut
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi permasalahan pada kebijakan sistem order Gojek dan
strategi solusi perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada
kebijakan sistem order Gojek. Analisis sentimen merupakan studi komputasi
mengenai pendapat, perilaku dan emosi seseorang terhadap kejadian atau topik
yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat, salah satu topik yang banyak
diperbincangkan pada tahun 2020 yaitu mengenai kebijakan sistem order Gojek.
Dari kebijakan sistem order Gojek tersebut dicari permasalahan yang dominan
menggunakan metode Naïve Bayes Classifier dan Asosiasi Teks. Naïve Bayes
Classifier digunakan sebagai cara untuk menentukan kelompok kelas dokumen teks
dan menghasilkan akurasi yang cukup tinggi, kemudian dianalisis menggunakan
asosiasi teks untuk mengetahui permasalahan yang dominan berdasarkan kemunculan
kata negatif. Dari banyak permasalahan, didapat 4 topik permasalahan yang
dominan, kemudian melakukan wawancara dengan pihak internal Gojek untuk
mengetahui solusi perbaikan dari masalah tersebut. Tahap berikutnya adalah
menentukan prioritas solusi dari keluaran tahap pertama menggunakan Analytic
Network Process (ANP) untuk menghasilkan bobot prioritas dari solusi. Solusi
yang bisa diterapkan pada permasalahan kebijakan sistem order Gojek ini, antara
lain: memperbarui sistem error, merubah kebijakan sistem order, penambahan
sistem kompensasi, mengurangi point insentif harian, membuat kebijakan yang
transparan dan ketat, membuat kebijakan yang adil, melakukan evaluasi jajaran
staff Gojek, memperbanyak bonus dan insentif, menyediakan asuransi kecelakaan,
memperbaiki sistem order di aplikasi dan membuat kebijakan hukuman bagi
konsumen yang melakukan cancel order. Prioritas strategi yang bisa diambil oleh
perusahaan yaitu memperbarui kebijakan sistem yang banyak dikeluhkan oleh
driver, menambah sistem kompensasi
yang diberikan, seperti menambah point bonus, bonus tutup akun dan membuat
kebijakan yang transparan dan ketat berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan.
Kata Kunci:Analisis Sentimen, Driver
Gojek, Gojek, Naïve Bayes Classifer, Asosiasi Teks, Analytic Network
Process
Abstract
This study aims to identify problems in the Gojek order
system policy and remedial solution strategies that can be done to overcome
problems in the Gojek order system policy. Sentiment analysis is a
computational study of a person's opinion, behavior and emotions on events or
topics that are widely discussed by the public, one of the most discussed
topics in 2020, namely the Gojek order system policy. From the Gojek order
system policy, the dominant problem is sought using the Naïve Bayes Classifier
and Text Association methods. Naïve Bayes Classifier is used as a way to
determine the class group of text documents and produce a fairly high accuracy,
then analyzed using text associations to determine the dominant problem based
on the appearance of negative words. Of the many problems, 4 dominant problem
topics were obtained, then conducted interviews with Gojek internal parties to
find out solutions to fix these problems. The next stage is to determine the
priority of the solution from the output of the first stage using the Analytic
Network Process (ANP) to produce the priority weight of the solution. Solutions
that can be applied to this Gojek order system policy problem include: updating
the error system, changing the order system policy, adding a compensation
system, reducing daily incentive points, making transparent and strict
policies, making fair policies, evaluating Gojek staff increase bonuses and
incentives, provide accident insurance, improve the order system in the application
and create punishment policies for consumers who cancel orders. The strategic
priority that can be taken by companies is updating system policies that many
drivers complain about, adding to the compensation system provided, such as
adding bonus points, closing accounts bonuses and making transparent and strict
policies based on labor laws.
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DI DAERAH JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA
3)Analiser Halawa, ST, MT dan 4)Ir. Bungaran Tambun, M.Si
1)Mahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral
Institut Sains dan Teknologi TD Pardede Medan
2), 3), 4)Dosen Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains dan Teknologi TD Pardede Medan
2)opung0123@gmail.com,
Abstrak
Secara
administratif lokasi penelitian berada di Daerah Juma Teguh, Kecamatan Siempat
Nempu Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Secara Geografis lokasi
penelitian terletak pada 98º12’43” BT - 98º16’08” BT dan 2º45’28” LU - 2º48’49” dengan luas 4900 ha.
Metode penelitian yang digunakan dalam perhitungan sumberdaya yakni metode isoline. Geomorfologi daerah penelitian
dibagi berdasarkan klasifikasi kelas lereng Van Zuidam yang terbagi menjadi 6
satuan geomorfologi yaitu satuan morfologi sangat curam, satuan morfologi
curam, satuan morfologi agak curam, satuan morfologi miring, satuan morfologi
landai, satuan morfologi datar. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari 3
satuan litologi mulai dari yang paling muda yaitu satuan tufa, satuan
batusabak, satuan batugamping. Struktur yang terdapat didaerah penelitian
adalah struktur kekar dan sesar. Sebaran batugamping tersingkap pada elevasi
800 meter sampai dengan 1150 meter. Berdasarkan perhitungan sumberdaya dengan
menggunakan metode isoline,
didapatkan sumberdaya terunjuk sekitar 1.494.854.540
ton. Dari besaran sumberdaya yang didapatkan maka batugamping dilokasi
penelitian prospek dan berpotensi untuk dikembangkan.
Kata Kunci : Geologi, Batugamping, Metode Isoline.
Abstrak
Administratively,
the research location is in Juma Teguh area, Siempat Nempu District, Dairi
Regency, North Sumatra Province. Geographically, the research location is
located at 98º12'43 "East Longitude - 98º16'08" East Longitude and
2º45'28 "North Latitude - 2º48'49" with an area of 4900 ha. The
research method used in calculating the resource is themethod isoline. The geomorphology of the
research area is divided based on the classification of the Van Zuidam slope
class which is divided into 6 geomorphological units, namely very steep
morphological units, steep morphological units, slightly steep morphological
units, sloping morphological units, sloping morphological units, flat
morphological units. The stratigraphy of the research area consists of 3 lithological
units starting from the youngest, namely the tuff unit, the slab rock unit, and
the limestone unit. The structures contained in the research area are stock and
fault structures. The limestone distribution is exposed at an elevation of 800
meters to 1150 meters. Based on the calculation of resources using themethod isoline, the indicated resources were
around 1,494,854,540 tons. From the amount of resources obtained, the limestone
is the prospect research location and has the potential to be developed.
Keywords: Geology, Limestone, Method Isoline.