ANALISA
ASPEK-ASPEK PENILAIAN DALAM PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PENANGANAN PENATAAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN DENGAN METODE AHP
(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
Citra Mayasari
Program Studi
Magister Teknik Sipil, Manajemen Proyek Konstruksi
Universitas
Katolik Parahyangan
Abstrak
Beragamnya masalah lingkungan permukiman yang timbul di Indonesia terutama
pada kawasan perkotaan seperti kepadatan, kekumuhan dan ketidakteraturanpermukiman
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain tingginya laju pertumbuhan
penduduk, keterbelakangan dan kemiskinan serta terbatasnya ruang kota. Hal
inilah yang menjadi dasar dilakukannya suatu penataan terhadap kawasan
lingkungan permukiman untuk menciptakan kondisi lingkungan permukiman yang
lebih baik, sehat,layak huni dan sesuai dengan pengaturan tata ruang kota.Mengingat
terbatasnya dana pemerintah dan banyaknya kawasan yang membutuhkan penataan
lingkungan permukiman serta tingginyaminat pemda dan masyarakat untuk
merencanakan dan menata kembali kawasannya, maka perlu dilakukan penentuan
kawasan prioritas yang akan menjadi kawasan utama penanganan penataan lingkungan
permukiman nantinya agar penataan lingkungan permukiman tepat sasaran dan
sesuai dengan yang diharapkan. Analisa ini dilakukan melalui kajian studi
literatur dan survei kuesioner terhadap 10 responden yang ada kompetensinya
terhadap topik yang dibahas. Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode
AHP merupakan metode yang cukup representatif dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria yang teruji.
Elemen kriteria/aspek-aspek dalam penentuan kawasan prioritas terlebih
dahulu disusun untuk selanjutnya diberikan pembobotan yang dikumpulkan dari
seluruh responden. Hasil analisis aspek-aspek penilaian menunjukkan bahwa aspektingkat
pendapatan masyarakat (mencerminkan jumlah warga miskin) menjadi kriteria/aspek
terpenting penilaian (15,56%), dilanjutkan dengan fasilitas sarana dan
prasarana lingkungan meliputi: jalan, air bersih, persampahan, sistem sanitasi
dan ruang terbuka hijau (13,78%), tingkat kepadatan penduduk (13,33%), tingkat
kepadatan penduduk (11,11%), peraturan/komitmen pemerintah yang mendukung
pembangunan (10,89%), kesesuaian peruntukan hunian (10,67%), kesesuaian bentuk
bangunan dan jenis bangunan (9,11%), tingkat pendidikan masyarakat penghuni (8,67%)
dan yang menjadi kriteria/aspek terakhir adalah kegiatan masyarakat penghuni
(6,89%).
Kata
kunci:
AHP, kawasan prioritas, penataan
lingkungan permukiman
ANALISIS
TINGKAT KEPUASAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN PENGHUNI TERHADAP KUALITAS HUNIAN
DI RUSUNAWA
KOTA BEKASI
Edi Krisna Priambodo
Mahasiswa Magister Teknik Sipil,
Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi,
Program Pascasarjana Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung
ABSTRAK
Rusunawa
sebaiknya memenuhi standar dan kriteria layak huni agar tercipta keamanan dan
kenyamanan penghuninya, misalnya dari sisi kesehatan, keamanan, cukup ruangan,
dan cukup akses. Pembangunan rusunawa bisa dikatakan berhasil apabila
penghuninya merasa puas tinggal di dalamnya dan bisa berkembang dalam
meningkatkan kondisi sosial ekonominya. Tentu tidak mudah untuk mewujudkan
Rusunawa dengan kriteria yang layak huni dan juga mendapatkan tingkat kepuasan
yang tinggi dari penghuninya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penghuni
Rusunawa Bekasi Jaya Kota Bekasi. Kepuasan terhadap bangunan Rusunawa apakah
cukup layak bagi penghuninya, kinerja pengelola dalam
mempertahankan kualitas hunian agar tetap layak huni, juga guna mengetahui kebutuhan dan
harapan penghuni Rusunawa agar menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan
program Rusunawa selanjutnya yang dapat bermanfaat dan sesuai dengan apa yang
diharapkan juga sangat dibutuhkan bagi
masyarakat dalam hal ini penghuni Rusunawa.
Hasil
pengukuran korelasi tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan penghuni terhadap
kualitas hunian Rusunawa Bekasi dengan menggunakan analisis statistik korelasi
Spearman Rank, didapat koefisien p (rho)
= 0,71. Dari tabel terlihat bahwa untuk responden (n) sebanyak 43 pada taraf kesalahan 5% diperoleh
angka 0,254 dan untuk 1% diperoleh angka 0,359. Hasil rho hitung ternyata lebih
besar dari rho tabel baik taraf 5% maupun 1%. Hal ini berarti terdapat
kesesuaian yang nyata/signifikan antara tingkat kepuasan dengan tingkat
kepentingan kebutuhan penghuni. Pada penelitian ini mendapatkan hasil 42%
menyatakan puas, 35% menyatakan cukup puas dan 23% menyatakan tidak puas. Hasil
ini memberikan gambaran bahwa kualitas hunian yang terdapat di Rusunawa Bekasi
pada dasarnya cukup baik. Mungkin di karenakan belum cukup lama usia dari
bangunan Rusunawa tersebut.
Kata kunci – tingkat kepuasan, rusunawa,
spearman rank
Pemilihan Lokasi Tempat Evakuasi
Sementara (T.E.S.) Menggunakan Perpaduan Metode AHP Dan TOPSIS, Di Kabupaten
Lombok Tengah
Medy Juliana
Program
Magister Manajemen Proyek Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung
Abstrak
Indonesia
mempunyai potensi rawan bencana yang cukup tinggi sepanjang waktu. Daerah pada Zona B (meliputi
Busur Sunda yang terdiri dari Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Sumba),
mempunyai kontribusi kejadian tsunami terhadap seluruh Indonesia sebesar
10,09%. Berdasarkan permasalahan diatas, maka pemerintah bermaksud untuk
melakukan tindakan penanggulangan bencana tsunami, dengan mendirikan bangunan Tempat
Evakuasi Sementara (TES) di Kabupaten Lombok Tengah. Namun persoalan berikutnya
adalah, bagaimana menentukan lokasi TES yang tepat, agar bangunan TES tersebut
dapat bermanfaat seluas-luasnya bagi masyarakat banyak. Penelitian ini akan
mengkaji tentang penerapan metode MCDM (Multiple Criteria Decision Making)
dalam pemilihan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berdasarkan pada
beberapa kriteria, dengan menggunakan perpaduan metode AHP (Analytical
Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similaruty to
Ideal Solution). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peringkat faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pemilihan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES), dan melakukan pemilihan
lokasi TES dengan menggunakan metode yang bersifat ilmiah. Berdasarkan hasil
pemeringkatan dari tiga alternatif lokasi diperoleh hasil bahwa lokasi 1
merupakan alternatif yang terbaik untuk dipilih. Hal ini dikarenakan para
responden menyatakan bahwa jarak optimal dari bibir pantai merupakan kriteria
yang paling berpengaruh dalam menentukan lokasi TES. Dalam penelitian ini data
kriteria yang dikaji dalam pemilihan lokasi TES masih sangat terbatas.Untuk
itu, diharapkan penelitian ini dapat membuka pemikiran terhadap pengembangan
penelitian lanjutan lain yang masih mengandung keterkaitan dengan permasalahan
ini. Dengan demikian, proses pemilihan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES)
dapat dilakukan dengan metode dan kriteria yang lebih mendetail.
Keywords : Tsunami,
Tempat Evakuasi Sementara (TES), AHP, TOPSIS.
DENGAN METODE IPA
Rudi Eko Setiadi
Mahasiswa Magister Teknik Ssipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Program Pascasarjana Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung
ABSTRAK
Untuk
dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan pada Rusunawa
ITB Jatinangor,
perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, maka
diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan agar dapat mewujutkan mutu rusunawa yang baik.
Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.
Data yang didapat dianalisis dengan Importance
Performance Analysis untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan
pelanggan terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan
serta kepuasannya.Lima indikator dalam rusunawa yang mendapat tingkat
kepentingan tertinggi adalah ketersediaan air bersih, ventilasi udara,
ketersedian listrik, ketersediaan sanitasi, keamanan dan keselamatan penggunaan
tangga darurat. Lima indikator dalam rusunawa yang mendapat tingkat kepuasan
tertinggi adalah ketersediaan pakir bersama, ketersedian listrik, dan
ketersedian tempat peribatan, lantai, dan ketersediaan air bersih.Hasil
klasifikasi indikator dengan IPA
sesuai dengan indikator-indikator yang berada pada kuadran I (tingkat
kepentingan tinggi tetapi tingkat kepuasan rendah) adalah indikator yang harus menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki, yaitu : pencahayaan ruangan, ventilasi udara,
pelayanan perawatan gedung (garansi), keselamatan jalur evakuasi bencana, angkutan
umum di lokasi rusunawa, jarak rusunawa ke tempat aktifitas, rumah
sakit, dan pasar/swalayan.CSI sebesar
72% yang berarti penghuni rusunawa ITB Jatinangor dapat dikatakan puas dengan
kondisi rusun.
Kata Kunci :tingkat
kepentingan-kepuasan penghuni rusunuwa, IPA,
CSI.
KENDALA-KENDALA DALAM MENERAPKAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK
KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN
Asri Afriliany
Surbakti
Jurusan Teknik
Sipil – Universitas Katolik Parahyangan Bandung
ABSTRAK
Berita
mengenai pemanasan global telah menjadi berita yang mendunia saat ini. Kenaikan
suhu rata-rata dari bumi yang mengakibatkan pemanasan global. Dimana
peningkatan suhu rata-rata bumi salah satunya berasal dari industri konstruksi.
Untuk menangani peningkatan suhu bumi yang diakibatkan oleh industri konstruksi
yang semakin berkembang, maka diterapkan prinsip konstruksi berkelanjutan yang
disebut dengan green construction.
Walaupun penerapan green construction
berdampak positif bagi lingkungan, namun masih jarang green construction diterapkan pada proyek konstruksi, termasuk
proyek bangunan gedung tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa
yang menjadi kendala kontraktor sehingga green
construction belum sepenuhnya diterapkan di Kota Medan. Penulis menemukan
delapan kendala-kendala umum yang terjadi dalam menerapkan green construction dari berbagai sumber. Dengan metode pengolahan
data menggunakan statistik untuk mengetahui nilai rata-rata dan varians dari
kendala-kendala untuk menerapkan green construction, yang kemudian
dibuat ranking untuk setiap kendala tersebut, maka ditemukanlah kendala
yang paling besar adalah kurangnya sosialisasi mengenai penerapan green construction.
KATA KUNCI: Green
construction,
kendala-kendala green construction,
pemanasan global, bangunan tingkat tinggi
ABSTRACT
News
about global warming has become a global news at the present time. The increase
in the average temperature of the earth causes global warming. One of increases
in the average temperature of the earth comes from the construction industry.
To deal with the increase in temperature of the earth caused by the incresed of
construction industry is by applying the
principles of sustainable construction which is called it as green
construction. Although the application of green construction has positive
impact on the environment, but still rarely applied to the construction
project, including high building level.
This study was aimed to find out the obstacles faced by contractor causing green construction has not been fully
implemented in Medan city. The writer
found eight common obstacles that occurred in implementing green construction
from various sources. By data processing
using statistical methods to determine the average value and variances of the
obstacles to implement green construction,
which then by making the ranking for each of these obstables, it was found that
the biggest obstacle was the lack of socialization regarding the application of
green construction.
Key
Words: Green Construction, obstacles in green construction, global
warming, high rise building.
ANALISA PEMILIHAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN PROGRAM
PNPM MANDIRI PERKOTAAN
Eko Priyo Prastyo
Mahasiswa Magister
Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi,
Program Pasca
Sarjana Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
ABSTRAK
Kegiatan
pembangunan infrastruktur pada program PNPM-Mandiri Perkotaan didasari oleh bentuk
partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran kegiatan pembangunan,
yang mana aktivitasnya lebih tepat guna dan efisien. Pembangunan infrastruktur
jalan menjadi salah satu pilihan dari masyarakat penerima program, hal ini
dikarenakan infrastruktur jalan dianggap dapat membantu perubahan bagi
kehidupan sosial serta perekonomian warga. Didasari oleh hal inilah maka diperlukan
sebuah solusi untuk membantu pemerintah melalui program PNPM Mandiri Perkotaan
dalam menentukan jenis perkerasan jalan yang tepat guna dan efesien.
Pada umumnya
konstruksi perkerasan jalan ada tiga jenis, yaitu perkerasan jalan aspal,
beton, dan conblock. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jenis perkerasan jalan lingkungan yang
akan digunakan dengan menggunakan kriteria yang didapat. Untuk menentukan
urutan prioritas, digunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Adapun kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam
penentuan urutan prioritas jenis konstruksi perkerasan jalan lingkungan adalah
kriteria biaya, daya tahan, kemudahan, dan kenyamanan. Urutan prioritas
ditentukan berdasarkan jumlah bobot gabungan hasil pembobotan, kriteria, sub
kriteria dan alternatif keputusan dalam pemilihan jenis perkerasan jalan
lingkungan.
Berdasarkan metode AHP maka urutan prioritas dalam
penentuan jenis konstruksi perkerasan jalan lingkungan Program PNPM Mandiri
Perkotaan dari bobot yang tertinggi sampai bobot yang terendah, yaitu
konstruksi perkerasan jalan aspal dengan bobot 0,164 dengan urutan pertama,
urutan kedua konstruksi perkerasan jalan beton dengan bobot 0,128, dan untuk
urutan ketiga konstruksi perkerasan jalan conblock
dengan bobot 0,090.
Kata Kunci : Pemilihan perkerasan
jalan lingkungan, Analytical Hierarchy
Process (AHP), Urutan prioritas.
Kajian Intrusi Air Laut pada Akuifer
Air Tanah di Daerah
Belawan
Delima Panjaitan1
dan Johannes Tarigan2 Abdul Rauf3 Esther Sorta Mauli
Nababan4
1Mahasiswa
Program Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan SPs
Universitas Sumatera Utara
2Guru
Besar Program Doktor Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
3Guru
Besar Program Doktor Fakultas Pertanian Sumatera Utara
4Dosen
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Akhir-akhir ini penggunaan air tanah semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk. Peningkatan pemanfaatan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan
terjadinya intrusi air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
Penyebaran intrusi air laut dan faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya intrusi air laut di daerah penelitian.
Pengambilan
sample dilakukan dengan purposive sampling sebanyak 20 sampel air sumur, kemudian dilakukan analisis kimia
terhadap sampel tersebut yang mencakup parameter Cl-, HCO3
– CO3= dan DHL. Metode yang digunakan untuk
menentukan tingkat intrusi air laut adalah metode “Chlorida Bicarbonat Ratio”.
Sedangkan untuk menentukan klassifikasi jenis air dilakukan berdasarkan
konsentrasi Chlorida dan daya hantar listri (DHL). Pengumpulan Data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa air yang terdapat pada akuifer dalam merupakan jenis air tanah yang
diklassifikasikan sebagai air tanah tawar atau
belum dipengaruhi oleh air laut. Untuk air tanah pada akuifer dangkal
diklasifikasikan sebagai jenis air payau dan sudah terintrusi air laut. Di daerah peneilitian
faktor yang mempengaruhi intrusi air laut berdasarkan analisis overlay peta adalah
faktor geologi, jarak dari garis pantai, kepadatan penduduk dan penggunaan
lahan.
Kata kunci : air tanah, akifer, intrusi air laut.
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT
BATUBARA
PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. TAMBANG BUKIT TAMBI
JOB SITE PADANG
KELAPO KECAMATAN MARO SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI
PROVINSI JAMBI
Saloom
Hilton Siahaan, ST, MT
Dosen
Teknik Pertambangan
Institut Sains Dan Teknologi T.D Pardede
Kegiatan pengangkutan batubara dari
lokasi penambangan (pit) ke Stockpile PT. Tambang Bukit Tambi menggunakan Dump Truck Nissan CWM 330 SERIES dengan jarak angkut 4.618
meter.
Operasi pengangkutan memegang peranan yang sangat penting. Keamanan dan
kelancaran operasi pengangkutan tidak pernah lepas dari interaksi antara jalan
angkut dan alat angkut itu sendiri. Geometri jalan angkut batubara yang
menghubungkan lokasi penambangan (Pit)
menuju stockpile PT. Tambang Bukit
Tambi belum memenuhi syarat jalan angkut tambang yang baik. Oleh karena itu di
lakukan pengkajian terhadap geometri jalan angkut batubara dan perawatan
saluran penirisan di tepi jalan angkut batubara yang menghubungkan lokasi
penambangan (Pit) menuju stockpile PT. Tambang Bukit Tambi untuk
keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan.
Spesifikasi alat angkut
terlebar yaitu Dump Truck Nissan CWM
330 SERIES dengan lebar 2.49 meter
diperoleh lebar jalan angkut minimum untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu 9 meter dan pada jalan tikungan
yaitu 15 meter.
Superelevasi atau kemiringan pada tikungan adalah 0,60 m. Cross slope sebesar 18 cm. Grade jalan yang mampu di atasi oleh Dump Truck Nissan CWM 330 SERIES sebesar 11,883 %. Daya
dukung tanah pada jalan angkut batubara 6.000 lb/ft2 yaitu lempung
pasiran, sementara beban maksimal yang melintas terhadap badan jalan 16.000
lb/ft2, untuk itu sangat perlu proses pemadatan jalan angkut yang
lebih dan menambah material keras untuk meningkatkan daya dukung tanah terhadap
beban yang melintas terhadapnya. Tahanan gulir setelah dilakukan perawatan
jalan berdasarkan tabel 3.11 sebesar 65 lb/ton yaitu kuat dengan permukaan
fleksibel, terawat baik.
Klasifikasi
jalan berdasarkan kondisi jalan dapat dikelompokkan sebagai jalan kolektor
yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan pembagian dengan ciri-ciri
merupakan perjalanan jarak dekat dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah
jalan masuk dibatasi. Data
curah hujan dari bulan 1 sampai bulan 9 tahun 2014 dengan curah hujan
rata-rata 220.55 mm dan
hari hujan 9 hari.
Kata Kunci : Kajian Teknis Geometri Jalan Angkut Batubara.
PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Indra
Kelana Jaya
Dosen Manajemen
Informatika ISTP
ABSTRAK
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi merujuk
pada kinerja individu mahasiswa memenuhi kriteria pemilihan dengan menggunakan
beberapa macam unsur. Penilaian mencakup unsur prestasi akademik (Indeks
Prestasi Kumulatif-IPK), karya tulis ilmiah, kegiatan ko dan ekstrakurikuler,
kemampuan berbahasa Inggris, dan kepribadian. Pemilihan mahasiswa berprestasi
yang layak akan mendapatkan fasilitas beasiswa dalam skripsi ini menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Metode AHP adalah metode penentuan bobot berpasangan dari setiap
kriteria-kriteria. Metode AHP ini menggunakan skala prioritas, untuk
menyelesaikan pemilihan mahasiswa berprestasi dalam mendapatkan fasilitas
beasiswa. Program yang dibuat dalam skripsi ini dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam pengambilan keputusan.
Kata Kunci : analytical hierarchy process, sistem
pendukung keputusan, skala prioritas, bobot berpasangan
TINJAUAN BAHAN KAYU PADA LANTAI
KAMAR MANDI
DI HOTEL BUTIK GEULIS BANDUNG
Liesbeth Aritonang
Dosen Tetap DIII Desain Interior,
Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede, Medan
ABSTRAK
Bahan kayu merupakan bahan alami yang dapat dengan
mudah dibentuk sesuai keinginan, memiliki tekstur unik, akan tetapi kekuatan
bahan terbatas. Bahan kayu sangat tergantung pada proses pengeringan, selain
usia asal pohon itu sendiri, pengaruh lingkungan geografis, sampai tingkat
kelembaban suarut ruangan. Penggunaan bahan kayu pada konstruksi bangunan
semakin jarang ditemukan, tetapi pada penelitian ini bahan kayu dalam bentuk
parquet ditemukan sebagai penutup lantai kamar mandi kering, yang ditemukan
pada Hotel Butik dan Kafe Geulis di jalan Ir. H. Juanda 129, Dago, Bandung yang
bertemakan Victorian style. Pada penulisan ini akan diuraikan keunikan bahan
kayu itu sendiri, khususnya pada perancangan Desain Interior suatu ruangan,
akan tetapi untung rugi bila peletakkan kurang tepat, sehingga akan menimbulkan
masalah yang perlu diperhatikan, baik secara umum pada penggunaan bahan kayu di
ruangan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi serta perhatian akan
maintenance yang tinggi oleh pihak pengelola Hotel Butik Geulis.
Kerwords:
bahan kayu, parquet, kamar mandi, kamar mandi kering, Victorian stye,
kelembaban tinggi.
PENYUSUNAN
MODEL KOMPETENSI UNTUK PELAKSANA JABATAN
PADA PT. PLN
(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA
Indira
Ruth Septarini
Dosen Manajemen
Informatika ISTP
Pendekatan pengelolaan SDM klasik
yang mengukur kemampuan dan pengetahuan akademis pekerja terbukti tidak dapat
memprediksi performansi kerja seseorang dan seringkali bias pada perbedaan
jenis kelamin, suku maupun strata sosial-ekonomi. Salah satu metode yang
digunakan dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah sistem pengelolaan
sumber daya manusia berbasis kompetensi. Metode atau pendekatan kompetensi ini
dapat mengurangi kelemahan-kelemahan dan bias yang terjadi pada pendekatan
sumber daya manusia klasik. Dalam penelitian ini disusun model kompetensi
jabatan untuk jabatan manajerial di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
karena manajer merupakan decision maker
dan leader serta motivator perusahaan. Penyusunan model kompentensi ditujukan untuk
lima jabatan yaitu manager keuangan, teknik, niaga, perencanaan, dan SDM dengan
menggunakan variabel yang mengacu kepada kompetensi Spencer & Spencer. Pengolahan data dilakukan dengan uji
validitas, uji reliabilitas, pengurutan dan pengelompokan data, verifikasi dan
penentuan level kompentensi dan pengembangan model kompetensi. Model kompetensi
jabatan ini diharapkan dapat lebih memotivasi karyawan dalam peningkatan
kinerjanya.
Kata Kunci : kompetensi,
spencer & spencer, kinerja, model kompetensi